Cerpen Renungan: Tuhan Mencukupi
[Parokiminomartani] – Sambil mendendangkan nyanyian anak-anak, Gombloh dengan tekun menyapu halaman rumah. ” waaah tumben Mbloh…” sapa si Dul yang lewat mendengar Gombloh nyanyi.
Gombloh :” tumben apanya Dul….biasanya juga seperti ini…”.
Dul :” ya emang seperti ini…tapi pagi ini lain…”.
Gombloh :” lain apanya…”.
Dul :” lain sekali Mbloh…sampai aku ga mendengar kicauan burung je… mereka mungkin malu untuk berkicau karena dengar kamu menyanyi itu Mbloh…”.
Gombloh :” ooooo… asem tak kira apa… ga usah lebay Dul…ini dari pada sepi aja”.
Dul :” tapi emang beda Mbloh…lagi happy ya Mbloh….bagi-bagi kalau dapat rejeki lebih “.
Gombloh :” sini tak bagi..ini rejeki besar lho”.
Dul mendejati Gombloh :” mana Mbloh..”.
Gombloh :” aku tadi baru ketemu pakdhe Trimo… katanya gini Dul… mas Gombloh tidak usah kuatir jalani aja …kalau karena percaya pada Tuhan bukan jalan untuk mencari makan/rejeki. Namun ketika kita percaya pada Tuhan dan mengikuti jalan-Nya, rejeki itu akan mengalir pada kita. Kemurnian dan ketulusan hati kita dalam mengabdi kepada-Nya menggerakkan hati Tuhan untuk mencukupi hidup kita. Tuhan tidak akan membiarkan anak-Nya dalam kesulitan yang tak tertanggung… gitu Dul… itu rejeki besar lho… wis tak bagi tho…”.
Dul :” ooooo…alah tak kira apa Mbloh… Mbloh… kalau cuma itu aku juga pernah dengar dari pakdhe Trimo…”.
Gombloh :” masak sih Dul…”.
Dul :” lha kan pernah aku omongkan ke kamu waktu kamu hampir putus asa mendekati mbakyu Prenjak…”.
Gombloh :” waaah ora kelingan aku Dul…”.
Dul :” ya ora kelingan lha yang kamu ingat-ingat mbakyu Prenjak kok…”.
Gombloh :” hhhhh…sory… lha sekarang kamu harus berbagi juga sama aku..”.
Dul :” berbagi opo…”.
Gombloh :” kopi tubruk Dul…”.
Dul :” ngomong wae njaluk kopi….”.
Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 9 Mei 2019, Romo Andita)