Cerpen Renungan: Hati yang Tulus dan Welas Sumber Kesetiaan
[Parokiminomartani.com] – Setelah menerima telepon beberapa saat dalam pembicaraan, Tinul tampak murung dan sedih, “Nul kenapa kok kelihatan sedih seperti itu….td baru terima telepon aja kelihatan happy kok sekarang sedih?” tanya Gombloh.
Tinul: “Bagaimana ga sedih Mbloh kalau dengar kabar teman yang baru saja membangun kehidupan berumah tangga kini sudah pisah tidak hidup satu rumah lagi”.
Gombloh: “Weeeh lha kok bisa Nul…sudah ga bisa didamaikan lagi ya Nul?”.
Tinul: “Mereka sudah tekat bulat Mbloh…ga mungkin disatukan kembali…padahal mereka pacaran sudah cukup lama….lha ini baru berapa tahun sudah bubar….”.
Gombloh: “Apa penyebabnya ga cerita ya Nul?”.
Tinul: “Aku ga berani tanya Mbloh….aku hanya mendengarkan saja..lha kaget je mendengar mereka mau bubar itu..”.
Gombloh: “Memang zaman sekarang sungguh tidak mudah membangun ketangguhan dan kesetiaan supaya sungguh siap menghadapi tantangan dan perjuangan hidup berkeluarga….padahal temanmu itu pasti sudah mapan hidupnya..pendidikan pasti sudah tinggi…kok masih mudah goyah ya Nul”.
Tinul: “Mbloh yang namanya ketangguhan dan kesetiaan sumber dan letaknya bukan pada kekuatan dan kemampuan tetapi ada di dalam hati yang tulus dan welas…”.
Gombloh: “Eeeeh bentar Nul…ngomong-ngomong yang kita bicarakan bukan Meice tho Nul?”.
Tinul: “Meice lagi…Meice lagi….terus kamu akan bilang kutunggu jandamu gitu…jangan harap Mbloh…mimpi pun jangan….met pagi…. semoga Tuhan memberkati hidup an karya kita. (Minomartani, 20 Desember 2017, Romo Andita)