Kontak, Cikal Bakal Buletin Paroki Minomartani
KEYAKINAN bahwa sebuah media komunikasi paroki akan mampu meningkatkan peran serta dan keterlibatan umat kiranya sudah dipegang teguh oleh umat di paroki kita. Terbukti sejak 30 tahun silam, sekitar tahun 1985, telah diterbitkan buletin “Kontak” di gereja Santo Yusuf Pekerja Condongcatur.
Media Komsos dengan jumlah halaman 8 lembar ini merupakan cikal bakal buletin di paroki kita yang kemudian mati suri dan akhirnya diganti sejumlah buletin lainnya. “Kontak sempat bertahan 2 tahun lebih kemudian menghilang. Setelah cukup lama kosong, diterbitkan buletin baru, Sangkakala lalu diganti Genta yang juga tidak bertahan lama,” ujar St. S. Tartono, salah satu umat yang ikut membidani kelahiran Kontak, saat ditemui (Senin, 25/5/2015).
Sebelum menerbitkan “Kontak”, Pak Tartono ikut menerbitkan buletin “Kompak” di Paroki Kumetiran yang bertahan selama 7 tahun dan terbit secara rutin. Mengapa bisa bertahan cukup lama “Kontak” dan “Kompak” ? Pak Tartono, memberi sejumlah masukan.
Pertama, kata umat dari Lingkungan Don Bosco ini, harus ada setidaknya motor yang siap berjibaku jadi penggerak. Kedua, ada kebersamaan diantara crew pengelola buletin yang kemudian membangun kebiasaan yang sehat.
Ketiga ada dukungan dana yang berkelanjutan. “Salah satu cara yang bisa diupayakan adalah mengharuskan setiap lingkungan membeli dalam jumlah tertentu. Entah dana itu dari lingkungan atau disubsidi paroki. Yang jelas harus ada dana yang tersedia. Kalau sudah seperti ini saya kira akan aman dalam penerbitan selanjutnya,” ujarnya.
Keempat, isinya haruslah merupakan peristiwa yang terjadi dan akan terjadi di lingkungan paroki. “Kalau isi masih membahas soal renungan, kotbah dan sharing saya kira sudah tidak laku karena telah banyak muncul di media sosial. Artikel yang merupakan uraian teologis dan biblis apalagi yang sangat panjang juga tidak cocok. Karena seperti itu sudah ada medianya tersendiri, bukan di buletin paroki.”
Kelima, regenerasi yang dipersiapkan secara baik. “Untuk yang ini jelas harus mengajak Mudika (OMK). Kita rangkul mereka tetapi kita tanting kesungguhan mereka.”
Pak Tartono yang merupakan mantan kontributor majalah rohani “Hidup” sejak 1975-1987, kemudian dilanjutkan menjadi wartawan UCAN (Union of Catholic Asia News) 1987-2014 berharap agar buletin paroki yang kembali diterbitkan oleh Tim Kerja Komsos Paroki St Petrus dan Paulus Minomartani ini bisa langgeng dan menjadi media yang dapat membangun keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja. (sdr)