Cepen Renungan: Menikmati Proses yang Kita Jalani
[Parokiminomartani.com] – Setelah beberapa pergi, Gombloh sudah kembali lagi dengan berlari dan nampak buru-buru sampai mau menabrak Si Dul yang baru mau keluar dari pintu. “Weee lha dalah … ati-ati kalau jalan Mbloh … jangan berlari kalau masuk rumah!” teriak Dul.
Gombloh: “Sory … sory … Dul … keburu-buru … lupa bawa tadi.”
Dul: “Iya tapi hati-hati … lha masuk rumah kok sambil berlari … kalau nabrak aku kan jadi sia-sia kopi tubrukku.”
Gombloh: “Hhhhhhhh … sory … sory tapi masih utuh tho kopinya.”
Dul: “Ya untung aja Mbloh … aku sigap orangnya jadi bisa terselamatkan kopiku … emang kenapa je kok sampai lari-lari pulang lagi … aku kira malah sudah sampai tempatnya.”
Gombloh: “Ada yang tertinggal Dul … tadi perasaan sudah aku masukkan tas kok tak lihat ga ada … juk balik lagi.”
Dul: “Hhhhhhhh … yang namanya persiapan itu ga bisa buru-buru Mbloh … harus dengan teliti dan pelan-pelan biar semua yang dibutuhkan tidak ada yang ketinggalan.”
Gombloh: “Ya kalau cepat kan jadi efektif waktunya Dul … itu maksudnya.”
Dul: “Ya ga apa kalau emang bisa dengan teliti menyiapkannya … tapi ya harus diingat Mbloh seperti kalau kita berjalan … semakin kita cepat melangkah maka semakin banyak tenaga yang kita butuhkan dan semakin cepat pula kita akan lelah. Kita memang akan cepat sampai pada tujuan tetapi kita kehilangan banyak peristiwa dalam setiap langkah kita … harus menikmati serupa proses yang kita jalani biar bisa mensyukuri tiap langkah hidup kita … gitu Mbloh.”
Gombloh: “Betul sekali Dul … semakin cepat kopi ini habis semakin baik juga,” sambil Gombloh mengambil kopi si Dul dan langsung meminumnya.
Dul: “Ooooooo … bocah gemblong malah diombe kopiku.”
Gombloh: “Hhhhhhh … enak.lho Dul … wis tak mangkat dulu … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 6 Mei 2018, Romo Andita).