Cerpen Renungan: Buah Kebaikan Tergantung Siapa yang Menerima
[Parokiminomartani.com] – Untuk beberapa saat si Dul dengan seksama mengamati Tinul yang sedang mencoba menghibur mbakyu Welas. Setelah mbakyu Welas pulang si Dul bergegas menghampiri Tinul yang sedang membereskan meja. “Nul … Sarinul … kenapa mbakyu Welas kok ngomong sambil berderai air matanya … kenapa je?” tanya Dul.
Tinul: “Kepo kamu itu Dul … aku cerita kamu juga ga akan bisa ngerti Dul … lebih baik bantu aku bereskan meja aja.”
Dul: “Santai Nul … pasti aku bantu bereskan tapi cerita dulu … kenapa mbalyu Welas?”
Tinul: “Bukan si Dul namannya kalau sudah kepo seperti ini … mbakyu Welas itu sedih karena kebaikan yang selama ini dilakukan masih saja dicurigai bahkan dikatakan hanya untuk mencari popularitas saja.”
Dul: “Hmmmmm … tahu aku Nul siapa yang jadi biang keroknya.”
Tinul: “Huuzzz … ora sembarangan berprasangka …. ora apek ya.”
Dul: “Bukan berprasangka Nul … tapi belajar dari pengalaman aja.”
Tinul: “Wis ora penting sopo sing dadi biang keroknya … yang penting itu kita selalu mawas diri aja Dul karena tidak semua kebaikan yang kita lakukan akan berbuah baik juga … tergantung siapa yang menerimanya.”
Dul: “Setuju Nul … lha meski matahari itu hanya memberikan sinar terangnya kepada jagat semesta, namun bukan hanya sinar terang yang kita terima tetapi selalu ada bayangan gelap saat sinar terangnya itu menerpa hidup kita. Maka tidak semua kebaikan yang kita lakukan akan selalu berbuah kebaikan tetapi akan selalu ada kejahatan yang selalu mendampinginnya … tapi yang jangan berhenti melakukan kebaikan … seperti matahari yang tidak pernah berhenti memancarkan terangnya.”
Tinul: “Nah itu cemerlang omonganya … maka buktikan kebaikanmu Dul … wis Iki bereskan mejanya ya … terus bawa sekalian di dapur … dicuci terus dikeringkan sekalian ya … ayo Dul jangan pernah berhenti berbuat baik … semangat.”
Dul: “Semangat asem … dasar Sarinul … happy sekali nak kongkon-kongkon.”
Tinul: “Buktinya Dul … yang penting buktikan kebaikanmu … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Sabtu, 5 Mei 2018, Romo Andita)