Cerpen Renungan: Belajar Memahami Keinigan Orang Lain
[Parokiminomartani.com] – Si Dul pagi-pagi sudah melihat hal yang aneh pada Gombloh. Gombloh berdiri di depan cermin sambil mengubah-ubah mimik wajahnya. “Kamu lagi lagi latihan untuk drama ya Mbloh?” sapa si Dul
Gombloh: “Hhhhhhh … kalau aku seperti ini kelihatan sedang bahagia ga Dul.”
Dul: “Kalau itu kelihatan orang senang Mbloh karena bibirmu senyum.”
Gombloh: “Kalau wajah seperti ini aku kelihatan seperti apa?”
Dul: “Kalau yang seperti itu nampak sedang berpikir … lha dahimu nglumpuk semua jadi satu gitu.”
Gombloh: “Nah kalau ini kelihatan seperti apa Dul … ora waton lho ya.”
Dul: “Hhhhhhhh … kalau ini kelihatan mudah Mbloh … tapi ora perlu melotot gitu Mbloh malah seperti orang kurang gizi.”
Gombloh: “Kelebihan gizi iya Dul … gini-gini kelihatan apa?”
Dul: “Kalau yang ini jelas tidak dibuat-buat pasti asli kamu hanya datar saja ini datar aja … flet … itu yang buat Meice binggung … flet … Mbloh.”
Gombloh: “Sontoloyo kowe Dul.”
Dul: “Lha sakjane ki arep ngopo je Mbloh.”
Gombloh: “Iseng wae Dul … supaya kalau di kantor aku bisa tahu apa yang dirasakan karyawan lagi marah atau lagi senang biar tidak keliru bersikap dengan mereka.”
Dul: “Walah tak kira ngopo … emang benar Mbloh karena dengan belajar kita memahami keadaan orang lain kita sebenarnya belajar mengenal diri sendiri untuk lebih bijak dalam berelasi dengan orang lain … sekarang coba lihat wajahku kira-kira apa yang aku rasakan.”
Gombloh: “Hmmmmm … ga jauh-jauh Dul … sudah lapar ya?”
Dul: “Tepat Mbloh … emang kamu sungguh bijak … wis gek tuku nasi bungkus … wis.ngeleh tenan je.”
Gombloh: “Wis … ora ngenah …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 26 Agustus 2018, Romo Andita)