Cerpen Renungan: Taat dan Berbhakti Pada Tuhan
[Parokiminomartani.com] – Melihat banyak orang pergi ke rumah Mbah Slamet, Tinul yang semula lagi membuat sarapan langsung lari keluar dan hampir menabrak si Dul yang baru keluar dari kamar. “Weee hladalah … ati-ati Nul … nak nabrak rak koyok ditabrak tronton,” teriak si Dul pada Tinul.
Tinul: “Makanya nyingkir bentar kalau tidak mau ditabrak tronton.”
Dul: “Ngopo je Nul?”
Tinul: “Itu lho kok akhir-akhir ini banyak orang datang ke rumah mbak Slamet.”
Dul: “Sing jelas ora ono tronton nguling … hhhhh.”
Tinul: “Tronton ya ben sing penting merak ati … mbok kamu ke sana Dul … lihat apa yang sebenarnya terjadi.”
Dul: “Sudah ya Nul … mereka itu pada berdoa pada batu hitam yang katanya tahu-tahu muncul di kamar tamunya Mbah Slamet.”
Tinul: “Kok doa pada batu.”
Dul: “Bentar tho tak lanjutkan ceritanya … mereka berdoa pada GUSTI Nul … tanda GUSTI mengabulkan doanya kalau dari batu itu keluar air … tetesan atau rembesan air itu dipakai untuk obat … gitu.”
Tinul: “Ooooooo … alah … tak kira ada apa … tapi emang sih Dul … meskipun hidup keimanan kita baik, meski kita rajin sembahyang setiap hari, meski amal kasih kita kelihatanya baik dan meski sikap serta tutur kata baik tetapi dari lubuk hati masih merindukan hal-hal seperti kejadian di rumah Mbah Slamet.”
Dul: “Memang berkaya dengan cara yang kadang tidak masuk dalam pola pikir manusia Nul tetapi ya jangan sampai kita menjadi tidak percaya pada-NYA tetapi justru percaya pada hal lain … diusulkan aja Nul sama Mbah Slamet batunya diberi nama aja misal ‘batu panguripan’ … apek lho.”
Tinul: “Apek lagi kalau kamu yang ke sana Dul … sekalian berobat … biar sedikit lurus kalau memberi ide … hhhh.”
Dul: “Bener kuwi Nul … tapi lebih bener lagi kalau kamu melanjutkan masakan karena wis ngeleh aku.”
Tinul: “Ooooooo i ya sory … sory … Met sore … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 25 Agustus 2018, Romo Andita)