Cerpen Renungan: Berani Melompati Keraguan
[Parokiminomartani.com] – Tinul dan Gombloh mengajari si Dul untuk menyiapkan sarapan nasi pecel. Sayuran sudah siap hanya tinggal membuat sambal bumbu pecel. Kali ini yang membuat adalah si Dul. “Wah kalau yang ini aku ga berani buat … lha ga tahu je bumbunya apa … kamu aja ya Nul yang buat.”
Tinul: “Weeeh sudah ada bagiannya sendiri-sendiri Dul.”
Dul: “Bagian kulit kok pas yang susah buat bumbu pecelnya … lha kamu hanya rebus sayuran aja.”
Tinul: “Eiiit jangan kira mudah lho Dul rebus sayur … lha kalau kematangan nanti gizinya hilang semua … jadi ga bergizi … kalau kamu tinggal campur aja kemudian dihaluskan beres kok.”
Dul: “Menghaluskannya itu mudah Nul … takarannya itu yang ga mudah.”
Tinul: “Wis coba saja Dul … nanti kalau ga dicoba kamu ga tahu kalau kamu bisa buat apa tidak.”
Dul: “Benar sih Nul … cuma aku masih ragu bisa apa tidak.”
Gombloh yang dari tadi hanya duduk diam mulai ikut berbicara: “hmmmmm … jangan ambil keputusan apapun saat keraguan menguasai hati dan budi kita … itu baik Dul, tetapi lebih baik lagi kalau berani melompati keraguan karena akan membuat kita semakin yakin pada kemampuan yang kita miliki … ayo lompat aja Dul.”
Dul: “Tapi aku ga mau tanggung lho risikonya.”
Gombloh yang sudah tidak sabar langsung mengambil garam dan dituangkan di cobek yang dipakai si Dul menghaluskan bumbu pecel: “Wis kesuwen … ini tak kasih garam takaran saya pas ini … dijamin enak.”
Dul: “Nanti kalau sampai ga enak bumbunya ga boleh protes dan harus siap terima konsekuensinya lho ya.”
Gombloh: “Siap 86 … udah cepet haluskan bumbunya … wis ngeleh ini bau harum bumbunya.”
Dul: “Ini sudah jadi … kamu cicipi Mbloh.”
Gombloh: “Sini … hmmmmm … buah … buuuuah … kok asin sekali Dul … jan terlalu banyak garamnya.”
Tinul yang tahu kalau si Dul sudah memberi garam pada bumbunya dan membiarkan Gombloh menambahkan garam pada bumbu langsung menyahut: “Lha sudah diberi garam malah kamu tambah garam lagi ya asin … harus siap menerima konsekuensi dan harus dinikmati lho Mbloh.”
Gombloh: “Kok ora omong tho Nul.”
Tinul: “Makanya kalau ada orang lain kerja itu jangan hanya lihat dan komentar aja … Met menikmari nasi pecel asin … hhhhh … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Selasa, 14 Agustus 2018, Romo Andita)