Cerpen Renungan: Berhenti pada Niat
[Parokiminomartani.com] – Dengan sabar kembali Tinul menata rangkaian bunga dari daur ulang daun-daun kering yang berantakan karena angin kencang. “Waaah sepertinya perlu bantuan ya Nul,” sapa si Dul yang nampaknya ingin membatu.
Tinul: “Bukan sepertinya Dul tapi emang butuh bantuan untuk menata kembali rangkaian bunga kering ini.”
Dul: “Lho ini bunganya terbuat dari daun kering ya Nul … waaah … waaaah … hebat Nul.”
Tinul: “Bener Dul … memanfaatkan daun-daun yang sudah kering dari pada terbuang atau dibakar sia-sia.”
Dul: “Benar Nul selain hanya bisa untuk pupuk organik ternyata bisa untuk hasil buah tangan yang istimewa lho.”
Tinul: “Nah itu maksudnya Dul … menjadi buah tangan yang langsung bisa dinikmati … meski hanya sekadar memanjakan mata dan hati kita saja.”
Dul: “Sulit atau tidak Nul membuat rangkaian bunga kering seperti ini … kalau mudah kan bisa diajarkan pada ibu-ibu yang suka kumpul-kumpul itu biar ada hasilnya.”
Tinul: “Mudah saja buatnya Dul dan malah sudah diajarkan kepada mereka ibu-ibu di kampung kita ini tapi ya itu tidak bertahan lama.”
Dul: “Hhhhhhh … di mana-mana penyakitnya sama ya Nul … mudah bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru tetapi sulit bagi kita untuk mempertahankan apa yang sudah kita mulai.”
Tinul: “Ya itu masalahnya Dul … tapi masalah itu makin tidak teratasi kalau hanya berhenti pada niat saja … kapan kamu akan bantu aku membereskan bunga-bunga ini kok dari tadi hanya ngomong wae.”
Dul: “Sory … sory … terlalu semangat mendengarkan ceritamu je Nul.”
Tinul: “Semangat-semangat tapi sambil tangannya kerja …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 25 September 2018, Romo Andita)