Cerpen Renungan: Bersyukur dan Ikhlas atas Apa yang Kita Peroleh
[Parokiminomartani.com] – Dengan langkah yang sedikit berat Si Dul berjalan pulang ke rumah. “Wis tiwas oleh ngenteni nganti njingkluk tidak sebanding dengan yang didapat,” guman si Dul dalam hati.
Tinul melihat si Dul yang berat jalannya menjadi heran dan ingin tahu apa yang menjadi penyebabnya. “Dul … kok kelihatan tidak bersemangat jalannya.”
Dul: “Waaah bikin orang kecewa kok mbok Darmi itu.”
Tinul: “Lha emang kenapa Dul … biasanya kamu semangat lho kalau sudah ketemu mbok Darmi.”
Dul: “Lha iya Nul … tapi kali ini emang buat kecewa tenan kok.”
Tinul: “Wah serius ini … piye-piye ceritanya kok sampai mbok Darmi buat kamu kecewa.”
Dul: “Gini lho … kemarin itu kan aku pesan sama mbok Darmi untuk membawakan nasi jagung 6 bungkus supaya pagi ini bisa buat nasi jagung goreng sama ikan asin pakai Pete … eeee … tak tunggu lebih awal kok dapatnya hanya 3 bungkus.”
Tinul: “Mungkin bawanya hanya 3 bungkus aja Dul.”
Dul: “Ga Nul … mbok Darmi memang bawa 6 bungkus tetapi tadi di jalan mau dibeli orang lain semuanya tapi karena sudah janji maka hanya diberikan 3 bungkus … yang 3 bungkus untuk aku … padahal sudah kebayang akan makan banyak je.”
Tinul: “Ooooooo … alah Dul … Dul … disyukuri aja masih bisa dapat 3 bungkus daripada tidak sama sekali … ingat Dul bukan berapa banyak yang kita dapatkan untuk bisa bersyukur dan berterimakasih tetapi seberapa ikhlas hati kita untuk menerima apa yang kita dapatkan … lagi pula kamu kan bisa berbagi dengan mereka yang ingin makan nasi jagung juga.”
Dul: “Iya tapi kan jadi sedikit makannya.”
Tinul: “Emang siapa yang akan masak nasi jagungnya.”
Dul: “Ya kamulah Nul … kan kamu koki handal.”
Tinul: “Oooo dasar nduwe karep ora gelem obah … benar nak mbok Darmi memberi 3 bungkus … mau enaknya saja … Met siang … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 4 Maret 2018, Romo Andita)