Cerpen Renungan: Berterima Kasih Atas Peran Orang Lain
[Parokiminomartani.com] – Pagi-pagi Tinul sudah membuat kopi tubruk hanya jumlahnya tambah satu gelas. Biasanya Tinul menyiapkan 3 gelas, pagi ini disiapkan 4 gelas kopi tubruk. “Weeeh kok 4 gelas memang ada yang mau minum 2 gelas kopi tubruk Nul?” tanya si Dul yang melihat kok ada 4 gelas kopi tubruk.
Tinul: “Kali ini spesial Dul.”
Dul: “Kok pakai spesial segala Nul … kopinya sama aja gitu kok … Ooooooo … spesial karena kamu mau minum 2 gelas ya.”
Tinul: “Bukan ya … lihat aja nanti … di mana letak spesialnya … hhhhhh.”
Dul: “Weleeeh … ndadak nganggo rahasia segala Nul … Nul … lha hanya kopi tubruk aja kok.”
Tinul: “Hhhhhhhh … wis daripada penasaran … ini satu gelas kopinya aku siapkan untuk bapak-bapak yang mengangkut sampah kita tiap pagi itu lho.”
Dul: “Wooooo … apek tenan kuwi Nul … wah setuju aku … lha dia sudah banyak membantu lho itu … coba bayangkan Nul.”
Tinul langsung memotong perkataan si Dul sambil memejamkan mata dan menaruh jari telunjuk tangan kanannya di dahi. “bentar aku bayangkan dulu Dul..”
Dul: “Ga usah lebay gitu Nul … ini serius ya.”
Tinul: “Santai aja Dul … kan kita berbicara soal kopi tubruk apalagi sambil nyrutup kopi ya harus santai … biar sensasi kopinya itu terasa di setiap bagian syaraf di rongga mulut kita … hmmmmm ,” sambil Tinul nyrutup kopi, “wis lanjutkan lagi apa yang akan kamu katakan tadi?”
Dul: “Ooooooo … dasar Sarinul … gini kalau tidak ada tukang buang sampah pasti sudah menumpuk sampah itu di depan rumah kita … banyak perannya lho Nul … apalagi kita tidak akan pernah mampu mengantikan keberadaan dan peran orang lain dalam kehidupan ini. Maka sekecil apapun dan sesederhana apapun keberadaan orang lain dalam kehidupan ini patut untuk kita terima dan kita hormati selayaknya kita menghargai diri kita sendiri.”
Tinul: “Emang pikiranmu itu cemerlang Dul … tapi yang sebatas di pikiran … lha yang akhirnya punya ide tetap aku juga … aku juga yang buat dan menyiapkan kopi tubruknya.”
Dul: “Hhhhhhhhhh … kan kopi tubruk buatan kamu rasanya spesial Nul.”
Tinul: “Ngomong wae males.”
Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Rabu, 16 Mei 2018, Romo Andita)