Cerpen Renungan: Dengan Sepenuh Hati
[Parokiminomartani] – Tinul mencoba merasakan masakan yang dibuat oleh si Dul tidak banyak komentar dari Tinul kecuali hanya bisa tersenyum saja. Melihat Tinul hanya tersenyum ketika mencicipi masakannya dia bertanya ” piye Nul rasane… kalau enak bilang ebak lho… kalau ga enak ya harus dikatakan sejujurnya… jangan hanya senyum seperti itu ”
Tinul :” hmmmmm…. bentar tho aku baru merasakan kok…”.
Dul :” lha piye enak opo ora “.
Tinul :” jujur ini ya Dul…. sebenarnya enak tapi akan lebih enak kalau masaknya sesuai dengan apa yang aku katakan Dul..”.
Dul :” lha kamu tadi lihat sendiri tho bagaimana aku masak… sesuai yang kamu katakan lho Nul “.
Tinul :” iya sih Dul….”
Dul :” lha terus apa yang kurang Nul…”.
Tinul :” ga kurang kok Dul… pas aja … hanya ga tahu kok rasanya ada sesuatu yang kurang aja”.
Dul :” lha opo ya… apa yang kamu katakan aku dengar baik-baik lho… lalu aku kerjakan sesuai dengan apa yang kamu katakan juga… tapi kok bisa berbeda hasilnya ya Nul..”.
Tahu-tahu Gombloh masuk dan langsung menjawab pertanyaan Si Dul kepada Tinul :” kurangnya satu Dul …kamu masak tidak pakai hati….”.
Dul :” lha Tinul juga ga omong harus pakai hati kok… kan aku manut apa yang dikatakan Tinul”.
Gombloh :” bukan hati ayam atau hati sapi Kasdulah… tapi pakai perasaan… meski kamu mendengarkan omongan Tinul dan melakukannya tapi tidak dengan perasaan pasti hasilnya beda…”.
Tinul :” yaitu susahnya Mbloh… kita itu memang mudah untuk mendengarkan dan melakukannya dengan sepenuh hati kalau kita memang membutuhkan tetapi kalau kita tidak membutuhkan maka omongan yang baikpun hanya akan kita anggap sebagai angin berlalu…itu susahnya Dul “.
Dul :” lha seharusnya aku gimana… mendengarkan saja masih salah hasilnya apalagi tidak mendengarkan …makin ga karuan hasilnya”.
Gombloh :” ya sudah seperti sekarang ini aja… kan yang kurang hanya rasa di hatimu aja Dul… yang tinggal kamu sendiri aja ikhlas apa tidak kalau memasakan untuk kami…”.
Tinul :” ya seperti kalau kamu buat kopi tubruk itu aja Dul… rasanya tidak tergantikan”
Dul :” ya wis besok kamu lagi aja yang masak Nul… aku tak buat kopi aja…”.
Gombloh :” weeeeh pagi-pagi kok sudah keluar lakon mutung kasarung”.
Tinul :” mau berapa episode cerita mutung kasarung”
Dul :” satu episode aja…. hhhhhh”
Met pagi…. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 27 Maret 2019, Romo Andita)