Cerpen Renungan: Hal Kebahagiaan
[Parokiminomartani.com] – Si Dul yang pagi-pagi sudah dimintai tolong Tinul untuk memberikan bingkisan yang tadi malam belum sempat diberikan kepada mbakyu Welas. Sepulang dari rumah mbakyu Welas wajah si Dul tampak sumringah. “Weh … weh … weh … senengnya Dul kalau habis pulang dari mbakyu Welas,” sapa Tinul pada si Dul yang pulang tampak ceria.
Dul: “Ooooooo … pasti dong Nul.”
Tinul: “Emang kenapa Dul?”
Dul: “Hhhhhhhh … mau tahu yaaaa?”
Tinul: “Bukan mau tahu Dul … cuma heran aja kalau setiap kali pulang dari rumah mbakyu Welas pasti kamu sumringah … apa tidak jadi bertanya-tanya.”
Dul: “Hhhhhhhh … aku happy karena aku tahu apa yang aku lakukan … apa yang menjadi sebabnya atau alasannya dan aku tahu apa yang menjadi buahnya … kalau kita setia dengan itu pasti happy Nul.”
Tinul: “Terus apa hubungannya dengan mbakyu Welas Dul?”
Dul: “Ga ada hubungannya dengan mbakyu Welas Nul … ga begitu penting ketemu mbakyu Welas … yang penting itu ketemu yang menerima bingkisan untuk mbakyu Welas tadi.”
Tinul: “Ooooooo … pasti tadi ketemu Aseh ya adiknya mbakyu Welas … arep ngomong ketemu Aseh wae ndadak muter-muter Dul … Dul … Dul.”
Dul: “Itu tanda kalau hatiku itu muter-muter ga jelas kalau ketemu dia … suaranya Nul … waktu bilang ‘matur nuwun sangat njih mas Dul’ … adem neng ati Nul.”
Tinul: “Wiiiis berarti ora usah sarapan wis wareg Iki … lumayan ora masak.”
Dul: “Weeeeh … happy ku tidak berefek di perut ya … tetap lapar ini … wis gek masak … apapun yang kamu masak pasti akan terasa enak di lidahku.”
Tinul: “Ok … aku masih air aja.”
Dul: “Teganya Nul … Nul.”
Tinul: “Lha katanya semua akan terasa enak … hhhhhhh … wis ora usah mecucuk ngono Kuwi … Met pagi … Semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 4 Oktober 2018, Romo Andita)