Cerpen Renungan: Janganlah Menunda Tugas dan Kewajiban
[Parokiminomartani.com] – Setiap kali Gombloh pulang mengurus kegiatan kampung pasti marah-marah tidak jelas. “Ini pasti urusan kegiatan kampung ya Mbloh,” tanya Tinul yang lihat Gombloh sambil marah-marah masuk dapur.
Gombloh: “Lha pie Nul … sebenarnya ya ga penting marah Nul.”
Tinul: “Lha mbok ya … pagi-pagi itu mengawali hari dengan senyuman optimis Mbloh … bukan marah-marah yang pesimis … pasti ada kaitannya dengan para pengurus kampung ya.”
Gombloh: “Lha siapa lagi Nul.”
Tinul: “Lha mbuh Mbloh …. gimana aku akan tahu lha kamu aja belum cerita padaku tapi tahu -tahu pulang marah-marah gitu.”
Gombloh: “Piye ga mangkel Nul … wis jelas gaweane … wis jelas opo sing kudhu dilakoni … wis jelas karo sopo mengko kerjane … semua sudah disiapkan … lha kok belum jalan sampai saat ini.”
Tinul: “Ya mungkin masih butuh waktu.”
Gombloh: “Butuh waktu berapa lama lagi … mumpung masih hidup ya segera dikerjakan … nanti kalau GUSTI sudah tidak memberi waktu lha tahu rasa.”
Tinul: “Ya malah ora ngrasakke opo-opo wong mati kok tahu rasa.”
Gombloh: “Hhhhhhhhhh … iya ya Nul.”
Tinul: “Lha sakjane kurang opo tho Mbloh kok sampai ora gek dikerjakan.”
Gombloh: “Ya kurang ajar wae Nul.”
Tinul: “Huuus ora ngono kuwi.”
Gombloh: “Lha emang bener kok Nul … lha kerjanya hanya mung omong karo mlaku ngalor ngidul koyok pejabat … ora ngukur awakke dewe bisanya hanya nyacati orang lain.”
Tinul: “Hhhhhh … lha kan paling enak dan gampang kan melihat orang lain Mbloh.”
Gombloh: “Ya kalau gitu ga usah asal omong …. diam saja … itu lebih baik.”
Tinul: “Lha itu yang ga mudah Mbloh … makanya kita itu harus selalu berani mengawasi diri kita sendiri dan memgawasi apa yang kita katakan, serta bertekunlah dari apa yang kita katakan dan hiduplah daripadanya agar kita terhindar dari kemunafikan dan hidup kita menjadi berkat bagi orang di sekitar kita.”
Gombloh: “Tapi kamu belum bertekun di dalam dapur lho Nul.”
Tinul: “Hhhhhhhh … iya takut tidak sarapan ya Mbloh …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 4 September 2018, Romo Andita)