Cerpen Renungan: Menjadi Berarti Bagi Sesama
[Parokiminomartani.com] – Si Dul yang biasanya sibuk dan tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh orang lain, pagi ini dia sampai berhenti menyapu halaman karena melihat Gombloh yang baru saja asyik ngobrol sama mbakyu Prenjak. “Waaaaah … pantas pagi ini banyak burung yang membisu tidak berkicau seperti biasanya … ternyata tertegun melihat kamu ngobrol sama mbakyu Prenjak je Mbloh.”
Gombloh: “Bukan hanya burung yang diam membisu Dul … tapi kamu juga yang sampai berhenti menyapu halaman … ternyata yang kepo itu bukan hanya manusia ya tapi burung pun bisa kepo lho.”
Dul: “Kan mereka bisa merasakan aura apa yang terpancar pada pagi ini … karena ada aura yang berbeda makanya mereka pada diam … tapi tumben Mbloh kamu mau ngobrol sama mbakyu Prenjak … biasanya hanya berani mendengarkan suaranya aja.”
Gombloh: “Hhhhhhh … lha tadi terjebak karena tidak bisa menghindar ketemu mbakyu Prenjak.”
Dul: “Lha biasa dengan seribu alasan akan menghindar kok ini malah nganyik akustik ngobrol.”
Gombloh: “Tadi aku hanya heran kok mbakyu Prenjak yang kita kenal seperti itu ternyata selama ini yang membantu sebagian kebutuhan Mbah Trimo lho … lha tadi ketemu aku karena mau ngantar kebutuhan Mbah Trimo … hebat ya mbakyu Prenjak ternyata.”
Dul: “Hhhhhhh … Mbloh … dibalik setiap kemegahan dan kebesaran yang ada pada kita bahkan di balik kekurangan yang ada pada kita, pasti ada kekuatan atau daya kepedulian sosial yang akan membuat kita menjadi orang yang berarti bagi sesama jika kita mampu mewujudkannya dengan ikhlas hati.”
Gombloh: “Ternyata apa yang tampak dari mata dan apa yang kita dengar dari telinga tidak selamanya benar … selalu ada sisi yang tidak mampu kita lihat dan kita dengar.”
Dul: “Hmmmmm … sudah mulai terbuka ini tirai yang selama ini tertutup … makasih ya Allah telah sedikit Engkau bukakan tirai di hatinya.”
Gombloh: “Maksud loooh?”
Dul: “Hhhhhh … awalnya cukup didengar … kemudian mulai kagum … selanjutnya.”
Gombloh: “Selanjutnya teruske olehmu nyapu Dul … wiiiiiis tak sarapan wae tinimbang ngrungokke sing ora cetho.”
Dul: “Sing cetho itu suarane mbakyu Prenjak … wkwkwkwkwkw …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 5 September 2018, Romo Andita)