November 6, 2024

Cerpen Renungan: Janji

[Parokiminomartani.com] – Sesaat setalah Tinul menutup telepon Gombloh langsung menegur, “Nul … katanya kalau bicara sama Meice mau memberitahu aku … itu janjimu lho Nul,” dengan wajah kecewa dan sedih Gombloh berharap tadi Tinul memberitahu.

Tinul: “Waaaah … tadi nguping ya … ga baik lho Mbloh untuk telinga bisa bikin sakit … bahkan sakit hati lho.”

Gombloh: “Ya jelas bikin sakit hati lha katanya kalau nanti Meice menghubungi kamu akan memberitahu aku tapi nyatanya Meice menghubungi kamu tidak memberitahu aku.”

Tinul: “Lha belum aku beritahu aja kamu sudah tahu kok … malah nguping pembicaraan orang lagi.”

Gombloh: “Janjimu itu lho Nul … mana?!”

Tinul: “Santai Mbloh … emang aku janji bahkan aku sadar lho Mbloh bahwa seluruh hidupku itu dalam satu hari hanya untuk memenuhi janji yang sudah kita buat entah janji untuk diri sendiri maupun janji untuk orang lain bahkan janji pada GUSTI … jadi kalau aku sampai ingkar janji yang sedih dan ada rasa bersalah bukan kamu Mbloh tapi pertama-tama aku…”

Gombloh: ” Iya dan aku juga sedih dan kecewa … karena tidak jadi dengar suara Meice.”

Tinul sambil menunjukkan histori di HP-nya siapa yang barusan bicara dengan dia kepada Gombloh: “Ini lihat tadi aku bicara dengan siapa?”

Gombloh mengambil HP Tinul dan melihat histori siapa yang barusan bicara sama Tinul. Sambil senyum malu Gombloh mengembalikan HP kepada Tinul, “Sory Nul … lha aku kira suara.”

Tinul langsung memotong omongan Gombloh: “Meice alias mbakyu Prenjak ya … mau aku telponkan mbakyu Prenjak … lumayan Mbloh suaranya mirip sekali.”

Gombloh: “Ora sudi Nul.”

Tinul: “Makanya jaga itu telinga jangan mudah mendengarkan yang ga penting … dengar yang baik-baik biar hati damai … wis tak buat kopi tubruk dulu … mumpung Dul belum bangun.”

Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Selasa, 5 Juni 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani