Cerpen Renungan: Jebakan
[Parokiminomartani] – Dengan susah payah Gombloh mencoba untuk memasang jebakan untuk tikus. Gombloh merasa kalau akhir-akhir ini terganggu adanya tikus yang sering mencari makan dan membuat berisik pada malam hari. ” piye sudah bisa memasang jebakannya belum Mbloh ” tegur si Dul yang dari tadi mengamati.
Gombloh :” ini hampir kelar Dul…”.
Dul sambil tersenyum :” hhhhh…lha dari tadi aku lihat ya gitu-gitu aja terus Mbloh…kapan kelarnya ….”.
Gombloh :” sabar…ini bentar lagi selesai…”.
Dul :” kapan…..wis pakai aja jebakan yang lama Mbloh….tinggal letakkan aja…”.
Gombloh :” iya tinggal letakkan aja tapi yang ga akan dapat apa-apa…tikus jelas ga akan terjebak lagi…”.
Dul :” kok bisa….”.
Gombloh :” gini Dul….biasanya kalau jebakan tikus dipakai dan sudah pernah berhasil mendapatkan tikus pasti tidak akan ada tikus yg terjebak lagi….”.
Dul :” lha kalau jebakan mahal ini nanti dapat tikus….berarti ga bisa dipakai lagi dong…waaah ya eman-eman Mbloh….mahal-mahal hanya dipakai sekali…”.
Gombloh :” ini lain Dul….kan jebakan ini yang terbaik dibandingkan jebakan lain….pasti ga menipu Dul…”.
Dul :” yang namanya jebakan itu menipu Mbloh….itu sama seperti jebakan merasa diri sebagai yang terbaik bisa kena pada siapapun. Kita perlu sungguh waspada karena jebakan itu akan membuat kita merasa sebagai yang terhebat dan yang lain keliru serta layak dikritik. Selain itu jebakan itu bisa membuat kita anti kritik bahkan menganggap pembelaan orang lain sebagai serangan….”.
Gombloh :” ya kalau gitu…mari kita sadari bahwa ada banyak kebenaran, kebijakan, kemampuan yang mungkin belum kita miliki..”
Dul :” aku punya kebenaran lho…”.
Gombloh :” kebenaran apa Dul…”.
Dul :” kebenaran kalau aku yakin malam ini tidak ada tikus yang terjebak….”.
Gombloh :” itu bukan kebenaran…tapi doa yang ga bener….doa itu yang baik Dul…”.
Dul :” hhhhhh…lha sampai sekarang aja ga selesai gitu…”
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 21 Agustus 2019, Romo Andita)