Cerpen Renungan: Kecewa
[Parokiminomartani] – Si Dul sudah capek rasanya setiap kali harus mendengarkan pakdhe Gelo kalau soal bercerita. Maka ketika pakdhe Gelo pamitan pulang Si Dul langsung buru-buru masuk rumah. ” lha ngopo je Dul kok seperti orang dikejar penagih hutang…” sapa Tinul yang melihat si Dul masuk rumah buru-buru.
Gombloh yang melihat si Dul seperti itu langsung menjawab :” biasa Nul…si Dul seperti itu kalau ketemu pakdhe Gelo hatinya juga ikut gelo…”
Dul :” kalian berdua ga merasakan… coba sering-sering ketemu sama dia…pasti akan merasakan yang aku rasakan…”.
Tinul :” emang merasakan apa Dul “.
Gombloh langsung menyahut :” gelo itu tadi ”
Dul :” ya yang diomongkan Gombloh itu Nul…gelo…”.
Gombloh :” biar ga gelo…ya jangan sering-sering ketemu dia Dul…”.
Dul :” ga sering gimana … lha kalau pagi itu selalu mencari je Mbloh…”
Gombloh :” ya kalau dicari ga usah ditemui tho Dul…”.
Tinul :” ora sopan itu namannya Mbloh…kalau memang ada ya harus ditemui…apa susahnya”.
Gombloh :” lha nyatanya Dul jadi susah gitu kok…”.
Tinul :” lha itunkan karena Dul sendiri yang ikut-ikutan gelo…kalau ga ikut-ikutan ya ga susah”.
Dul :” emang kok Mbloh… kalau dirasa-rasakan… semakin lama kita tenggelam dalam kekecewaan semakin sulit bagi kita untuk melihat kebaikan. Semua yang ada tampak buruk dan buruk. Pikiran pun jadi selalu buruk. Kita harus rela melepaskan rasa kecewa dengan memulai hidup harian kita dalam rasa syukur maka kira akan menemukan kembali kebaikan-kebaikan yang ada….”.
Gombloh :” ya itu pakdhe gelo…kalau kamu ikut-ikutan ya lama-lama setiap pagi selalu mecucu seperti itu Dul”.
Dul :” ora wae… asal uang sarapan dari kamu lancar…kalau ga lancar ya menti saja mecucu…Tinul wae mesti mecucu juga ya apa ga Nul…”.
Tinul :”…hhhhh…sudah pasti..”.
Gombloh :” asem…kompak”
Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Senin, 6 Mei 2019, Romo Andita)