Cerpen Renungan: Keikhlasan Hati Menerima
[Parokiminomartani.com] – Tinul yang bisanya pagi-pagi di dapur dengan wajah yang selalu ayem tapi kali ini kelihatan gelisah seperti memikirkan sesuatu. ” Nul….kalau menghaluskan bumbu jangan sambil ngalamun, nanti rasanya jadi hambar lho…..” tegur si Dul yang tiba- tiba masuk dapur tanpa permisi terlebih dahulu.
Tinul :”jadi hambar-hambar pisang … ga ngalamun ya Dul…”.
Dul :” kamu emang ga ngalamun cuma tatapan matanya kosong… raut wajahmu tidak menampa cerah secerah matahari pagi ini…”.
Tinul :” cccck… lebay kamu itu … biasa aja kali”
Dul :” hhhhhhh… santai aja Nul… ada sesuatu juga ga apa kok… asal tidak merubah cita rasa nasgor nya aja …kalau nanti rasa nasgornya tidak seperti biasa ya berarti emang ada sesuatu…”.
Tinul :” bukan sesuatu yang penting sih… hanya kepikiran…. kapan yang kita lakukan itu bisa dikayakan sempurna”.
Dul :” lha ngopo kok ndadak mikir seperti itu “.
Tinul :” kepikiran sama keluhan mbakyu Srogol yang katanya apa yang dilakukan selalu kurang dan selalu kurang “.
Dul :” hhhhhhh… manusia itu tempatnya kurang dan tidak sempurna Nul… lha manusia memang tidak ada yang sempurna karena manusia hanya dititipi ketidaksempurnaan, maka jika mampu menerima ketidaksempurnaan dengan keikhkasan hati maka energi kebahagiaan akan sungguh memenuhi kehidupan kita…”.
Tinul :” ya itu masalahnya Dul… kalau semua orang bisa seperti itu ya ga ada keluhan seperti mbakyu Srogol “.
Dul :” dunia jadi damai ya Nul…. tapi bagi kita nasgormu tidak akan membuat damai Nul… itu lihat dari tadi kamu nguleg bumbu yang kamu tambah hanya lombok terus… lha pesesnya seperti apa Nul”
Tinul :” waaaaah sory Dul … wis asem tenan… ya nanti sekali-kali kita merasakan ketidaksempurnaan nasgornya ya… biar kita bisa bersyukur kalau pas makan nasgor yang enak…”.
Dul :” bersyukur apanya… perut mules iya Nul… wis jan… dasar Sarinul…”
Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 23 Desember 2018, Romo Andita)