Cerpen Renungan: Keinginan dan Kelegaan Hati
[Parokiminomartani.com] – Gombloh pagi-pagi sudah sibuk dengan apa yang akan dibawa kerja, bahkan sampai hal-hal terkecil diperhatikan jangan sampai tidak terbawa. Bahkan dalam daftar yang Gombloh buat sudah tertulis semua keinginan yang akan diwujudkan pada hari ini. “Waaah ini daftar menu apaan Mbloh kok sampai banyak seperti ini,” sapa si Dul ketika melihat Gombloh menulis daftar keinginan yang akan diwujudkan.
Gombloh: “Bukan daftar menu Dul … ini daftar keinginan yang akan aku usahakan untuk terwujud pada hari ini.”
Dul: “Semuanya itu harus terwujud ya Mbloh … dan harus didaftarkan seperti itu ya?”
Gombloh: “Iya Dul … supaya kita bisa belajar untuk setia dengan rencana hidup kita.”
Dul: “Berarti kalau keinginan pertama sudah terwujud terus berusaha untuk mendapatkan keinginan yang ke dua dan seterusnya gitu ya Mbloh.”
Gombloh: “Benar itu Dul … supaya selalu berproses terus … kan hidup terus berproses.”
Dul: “Berarti harus dengan kerja keras itu Mbloh … terus kalau satu keinginan tidak terwujud piye Mbloh?”
Gombloh: “Ya jangan sampai tidak terwujud Dul … makanya dibuat daftar … biar tidak kecewa hati.”
Duk: “Wooooo … ngerti aku Mbloh … memang sekecil apapun keinginan yang ada dalam hati, kita pasti akan berusaha untuk mewujudkannya dengan segala cara dan rasionalisasi yang membenarkan keinginan kita. Namun bila keinginan itu terwujud tidak akan merubah apapun dalam diri kita, kalaupun ada perubahan hanya secara materi. Semuanya hanya untuk kelegaan ‘kepuasan’ di hati saja.”
Gombloh: “Benar Dul … ya kalau sudah urusan hati memang ga ada batasannya.”
Gombloh: “Ada batasannya Mbloh … bersyukur … itu batasan di hati kita … tapi kalau aku lihat di daftar yang kamu buat ada yang kurang Mbloh.”
Gombloh: “Mosok sih Dul … sudah aku buat detail lho.”
Dul: “Benar tho … pantas sampai sekarang tidak terwujud.”
“Apa itu Dul?” Gombloh penasaran dengan komentar si Dul.
Dul: “Itu tidak ada di daftar … memenangkan hati Meice … hhhhhhhhh.”
Gombloh: “Asem tenan kowe Dul.”
Met pagi … Semoga Tuhan memberkati hidup – karya kita. (Minomartani, Jumat, 8 Juni 2018, Romo Andita)