Cerpen Renungan: Keinginan dan Kemauan
[Parokiminomartani] – Sambil menikmati nasgitel, Gombloh mendengarkan berita dari radio. Dul datang menemani Gombloh sambil membawa jadah goreng yang dibuat Tinul. ” ini Mbloh teman minum nasgitelnya… jadah goreng ala Sarinul…” sambil menyodorkan piringnya.
Gombloh :” hmmmm….jadi lengkap sekarang nasgitel, jadah goreng dan dengerin berita di radio … wis nyaman kalau tiap pagi gini”
Dul :” ya gampang aja Mbloh… asal kamu nyapunya pagi-pagi sekali kan pasti bisa seperti ini…”
Gombloh :” lha kan aku bangunnya sudah pagi lho Dul..”
Dul :” pagi menurut kamu Mbloh…tapi tidak menurut matahari….”
Gombloh :” ya sekali-kalilah Dul…”
Dul :” hhhhhh…sekali yang bangunnya pagi sebelum matahari terbit…selebihnya setelah matahari kelihatan bulat penuh…”
Gombloh :” hhhhhh… abut je matanya itu kalau pagi Dul…”.
Dul :” makanya kalau tidur jangan malam Mbloh..kamu di depan komputer sampai jam 1 atau jam 2 pagi …piye ora abut matanya kalau pagi Mbloh…”.
Gombloh :” lha gimana lagi…demi kerjaan lho… bahkan demi sesuap nasi Dul…lha penting itu…”.
Dul :” peting apanya Mbloh…kelihatannya aja penting tapi sebenarnya ga penting…”.
Gombloh :” kok bisa…lha kalau kita ga makan apa bisa hidup…”
Dul :” ooooo alah Mbloh… Mbloh… mbok coba pikirkan… kita itu mengejar dan mencari seuatu bahkan mengumpulkan untuk hidup kita tetapi sebenarnya hidup itu sendiri ga butuh semua yang kita cari. Kita hanya memenuhi keinginan dan kemauan kita yang sebenarnya tidak akan pernah cukup selama kita hidup…”.
Gombloh :” lha piye kalau ga makan apa kita bisa hidup…”.
Dul :” ya bisalah Mbloh…lha hidup itu anugerah GUSTI je bukan anugerah dari jadah goreng ini….”.
Gombloh :” weeeeh itu jadah goreng punyakku Dul… kok dipangan…”.
Dul :” hhhhhhh….biar kamu merasakan langsung kalau hidup itu bukan dari makanan…hhhhhh ”
Gombloh :” wooo…asem tenan…”
Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 12 November 2019, Romo Andita)
foto: Lose Djuang