Cerpen Renungan: Keistimewaan yang Sering Dilupakan
[Parokiminomartani.com] – Bagun pagi terus melakukan olah raga ringan menjadi kebiasaan Gombloh sebelum berangkat kerja. “Waaah emang luar biasa kamu itu Mbloh … kerjaan menumpuk tapi masih sempat setiap pagi olah raga.” Sapa Si Dul yang baru bangun dan keluar dari kamar.
Gombloh: “Bukan luar bisa Dul … ini biasa saja … menjadi luar biasa itu kalau yang olah raga pagi-pagi itu kamu … itu baru luar biasa.”
Dul: “Hhhhhhh … kalau aku cukup yang biasa saja Mbloh … susah kalau mau buat yang luar biasa “.
Gombloh: “Wah ya harus berusaha untuk menjadi luar biasa Dul … biar sungguh merasakan sebagai sesuatu yang berharga dan istimewa.”
Dul: “Kalau kamu olah raga pagi kan sudah biasa Mbloh … lha bagiku kamu itu luar biasa karena aku ga bisa olah raga pagi … nanti kalau aku bisa olah raga pagi ya bagiku olah raga pagi ya biasa saja.”
Gombloh: “Iya ya Dul … terus apa yang bisa buat berharga dan istimewa kalau gitu?”
Dul: “Mbloh … kalau saya mengibaratkan itu seperti kita kalau bangun pagi … Begitu seringnya kita bangun pagi dalam kenyamanan, sehingga kita menganggap segala rahmat dan nikmat hidup dari-NYA seolah merupakan yang hal biasa dan baru kita akan terasa semuanya berharga dan istimewa di saat GUSTI mengambilnya dari kehidupan kita … kamu akan sungguh menghargai aku dan kehadiranku kamu rasakan sebagai yang istimewa kalau aku sudah tidak ada bersama kamu lagi.”
Gombloh: “Hhhhhh …. iya ya … emang kamu mau pindah Dul?”
Dul: “Kalau sudah mati Mbloh … wislah … malah ora sidho adus aku … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 23 Januari 2018, Romo Andita)