May 5, 2024

Cerpen Renungan: Kejernihan Pikiran

[Parokiminomartani] –  Walau dengan hati yang jengkel si Dul tetap menerima omelan dari pakdhe Gelo, hanya diam dan mendengarkan. Tetapi setelah pakdhe Gelo pamitan pulang si Dul meluapkan kejengkelannya dengan teriak. Teriakkannya mengagetkan Tinul yang baru jemur baju yang baru di cuci ” weeeeeh… opo je Dul… bengok-bengok kok neng sumur….”. tegur Tinul.

Dul :” woooo… sory… sory Nul…. tak kiro ga ada orang je di sini, makanya berani teriak “.

Tinul :” lha ngopo kok pagi-pagi sudah teriak seperti itu..”.

Dul :” wiiis mangkel tenan aku sama pakdhe Gelo…. lha ga tahu apa-apa je malah kena semprot sama dia “.

Tinul :” lha kamu ga tanya masalahnya apa…”.

Dul :” ya diam aja… lha kalau aku tanya malah bisa jadi panjang olehe ngamuk-ngamuk…”.

Tinul :” lha masalahnya apa Dul ‘.

Dul :” biasa Nul…. masalah sampah di depan rumahnya… yang belum diambil sama petugas sampah … lha emang aku petugas sampah kok marahnya sama aku… gene kalau omong itu ke orang lain itu baik-baik …kelingan ga Nul waktu dia bicara sama kita….. selama kita masih dikuasai oleh ketidakmampuan kita menerima keadaan maka kita akan masih dikuasai oleh emosi dan ketidakjernihan pikiran kita yang berakibat kita tidak mudah untuk mendapatkan dan merasakan kebahagiaan dalam hidup kita… lha gene dia sendiri malah marah-marah.”.

Tinul :” wis sabar Dul… rak wis ngerti kebiasaan pakdhe Gelo tho… nanti diam sendiri dia…. nanti kalau dia diam pasti akan memberikan sesuatu pada kita lho…tunggu aja…”.

Dul :” woooo iya ya…. lha dia memberikan sesuatu pada kita kalau selesai marah-marah kok ya…”.

Tinul :” lha iya kapan lagi bisa dapat sesuatu dari pakdhe Gelo…”.

Dul :” lha ning harus pakai marah-marah dulu itu yang ga enak Nul….”.

Tinul :” lha memang kebiasaannya gitu kok..”.

Dul :” ya kalau gitu dibuat marah terus aja… biar terus dapat sesuatu dari dia…”.

Tinul :” ya ga apa asal kamu yang mendengarkan marahnya ya…”.

Dul :” wegah….”.

Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 23 April 2019, Romo Andita)

Paroki Minomartani