Cerpen Renungan: Kelegaan dan Ketenangan Hati Setelah Memaafkan
[Parokiminomartani.com] – Sambil memanaskan kendaraan yang akan dipakai untuk berangkat kerja, Gombloh berdendang lembut, “maafkanlah daku bila kita tidak pernah saling cinta.”
Dul seperti bensin yang tersambar api langsung memotong nyanyian , “Ooooooo … ya pasti tidak pernah saling cinta Mbloh … lha sampai sekarang aja masing mengantung gitu.”
Gombloh: “Hhhhhhhh … ini itu ga ada kaitannya dengan si dia Dul … ini soal memaafkan … orang itu tidak akan bisa memaafkan kalau tidak ada rasa cinta.”
Dul: “Sepertinya penulis lirik lagu dan penyanyinya maksudnya seperti yang kamu katakan Mbloh … apalagi mendengar cara kamu bernyanyi rasanya ya sampai ke lubuk yang paling dalam … ini bukan soal memaafkan Mbloh tapi soal kasih tak sampai.”
Gombloh: “Waaaaalah Dul … Dul … sajakke koyok yayakko … lha diyakki beneran aja kliwat gitu … wis sak karepmu.”
Dul: “Lha njuk karepmu piye Mbloh … hhhhh.”
Gombloh: “Karepku itu … ya jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena akan ada kelegaan dan ketenangan yang kita rasakan bila hati kita mampu memaafkan. Di situlah ada rasa cinta yang menyembuhkan dan menghidupkan.”
Dul: “Ooooooo … gitu.” Sembari Si Dul melanjutnya nyanyiannya, “ … maafkanlah daku Meice bila aku masih menantikan dirimu.”
Gombloh: “Woooooo … bocah mendem … wis tak mangkat kerja ndak ketularan mendem … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 26 Maret 2018, Romo Andita)