Cerpen Renungan: Kemampuan untuk Bersyukur
[Parokiminomartani.com] – Pagi-pagi Gombloh sudah membakar sampah sehingga menimbulkan asap yang sedikit menimbulkan polusi udara di pagi hari. Dul :”Mbloh … Gombloh esok-esok kok wis bakar sampah tho … polusi Mbloh!”
Gombloh: “Sory Dul … bukan maksud hatiku untuk membuat polusi udara … tapi ya piye maneh … masak kalau membakar sesuatu tidak muncul asap?”
Dul: “Emang apa tho Mbloh yang kamu bakar … masih pagi lho ini.”
Gombloh: “Bakar kertas aja sih Dul … kertas-kertas yang sudah ga terpakai.”
Dul: “Weeeh lha foto-foto gitu lho kok dibilang kertas.”
Gombloh: “Lha kalau foto emang bukan kertas?”
Dul: “Benar Mbloh … tapi itu kan foto-foto yang selama ini kamu simpan … emang sudah ga mau lagi menyimpan kenangan … sudah mau move on ya … apek tenan setuju aku Mbloh … dari pada mengantungkan harapan yang semu.”
Gombloh: “Maksudmu opo Dul?”
Dul: “Itu foto-fotonya Meice tho yang kamu bakar?”
Gombloh: “Ooooooo sok tahu kamu itu Dul … bukan ya … ini hanya foto-foto ya memang sudah ga aku perlukan lagi … meski eman-eman sebenarnya.”
Dul: “Hhhhh …. Tidak mudah bagi kita untuk sungguh mampu melepaskan sesuatu yang kita miliki, bahkan suatu masalah yang kita hadapi saja belum tentu mampu melepaskannya. Semua karena kita belum mampu untuk bersyukur, kita akan mampu melepaskan sesuatu yang kita miliki bila rasa syukur itu datang pada kepada kta … berarti foto Meice masih kamu simpan ya Mbloh.”
Gombloh: “Masihlah Dul.”
Dul: “Hmmmmm … syukurlah … paling tidak kamu masih bisa memiliki Meice meski hanya sebatas foto … wkwkwkwk … Met pagi … semoga Tuhan memberkati kita hidup dan karya kita. (Minomartani, 18 Februari2018, Romo Andita)