Cerpen Renungan: Kemurnian yang Bersumber dari Hati
[Parokiminomartani.com] – Tinul meski sambil mempersiapkan sarapan mengamati apa yang dilakukan oleh Gombloh. “Kamu itu ngopo tho Mbloh kabeh barang kok dibongkar-bongkar,” tegur Tinul dan mulai mendekat.
Gombloh :” ini mau cari patung kecil yang biasa ditempatkan di dasbort mobil itu … taruh di mana ya Nul….”.
Tinul :” oooooo…alah barang kecil itu tho…”.
Gombloh :” eiiit barang kecik piye tho …. itu barang suci ya…sudah diberkati juga lho…”.
Tinul :” lha kan emang kecil barangnya Mbloh … emang mau dipakai di mana … mau ditaruh di mobil lagi Mbloh….”.
Gombloh :”ga di mobil sih Nul tapi mau tak taruh di meja kerjaku …. biar aku selalu ingat dan biar menunjukkan kalau orang yang di dalam kamar itu sungguh mencintai GUSTI gitu Nul…”.
Tinul :” mencinta GUSTI atau supaya tidak diganggu demit.”
Gombloh :” ya salah satunya itu juga Nul…”.
Tinul :” ooooo alah Mbloh … kelihatannya itu kamu sekolahnya paling tinggi diantara kita bertiga … doa ya paling rajin …. tapi kok cara berpikirnya masih seperti itu…”.
Gombloh :” masih seperti itu gimana Nul … lha kan aku mau menunjukkan kalau aku sungguh mencintai GUSTI dengan memasang patung itu di mejaku Nul…”.
Tinul :” wah dalam hal ini kamu harus belajar sama Kasdulah … si Dul itu …. kelingan ora opo omongane si Dul kuwi …. tanda orang mencintai GUSTI itu bukan dengan memasang benda-benda suci tetapi kemurnian hidupnya yang penuh suka cita bersumber dari kedalaman hati sehingga tidak ada lagi hati yang masih dikuasai iri dengki dan amarah serta keserakahan…kelingan ora…”.
Gombloh :” ingat aku Nul …terus dia melepas patung kecil itu dari dasbort mobil ya…”
Tinul :” iya…”.
Gombloh :” berarti bisa jadi patungnya dibawa si Dul ya ..”.
Tinul :” tauuu … golekki sendiri sana …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 19 Oktober 2018, Romo Andita)