Cerpen Renungan: Kepastian
[Parokiminomartani] – Gombloh setelah selesai dari kamar mandi mendekati Tinul yang masih sibuk memasak untuk sarapan. ” sarapan apa kita pagi ini Nul…” sapa Gombloh pada Tinul
Tinul :” weeeh kamu Mbloh…. aku kira si Dul…. biasa sarapan sehat aja…. sayur bayam… telur dan tempe penyet…”.
Gombloh pangsung menyahut :” pakai sambal terasi ya Nul….kita masih punya pisang ya…”
Tinul :” iya…mumpung masih punya terasi pemberian mbakyu Welas…”.
Gombloh :” hmmmmm….enak itu Nul terasinya….asli dari pantura…”.
Tinul :” ya ga tahu Mbloh….selama ini sih enak kalau dibuat sambal terasi….”.
Gombloh :” hhhhh….pasti enak Nul kalau terasinya asli dari pemberian mbakyu Welas…kan dia tidak mau beli terasi kalau tidak dari pantura…pasti enak”.
Tinul :” hhhhhhh….tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan kita dapatkan di waktu yang akan datang, yang bisa kita pastikan saat ini kita bisa melakukan sesuatu yang baik dan benar. Soal apa yang akan kita dapatkan GUSTI pasti memberikan sesuai dengan apa yang kita lakukan….”.
Gombloh :” benar itu Nul….tapi kan pasti ada telur dan tempe penyet sambal terasi tho…”.
Si Dul yang datang langsung menyahut :” pasti enak Mbloh…apalagi kalau perut kita pas lapar … hmmmm …sarapan pakai tempe penyet sambal terasi aja sudah enak kok….”
Gombloh :” datang-datang langsung nyambar…biar sempurna kopinya jangan sampai lupa….”.
Dul :” woooo….pagi ini pasti istimewa….bukan kopi tubruk…. tapi kopi susu…”.
Tinul langsung memotong omongan si Dul :” ora usah podho mimpi….kita ga akan sarapan apa-apa kalau kapian berdua hanya ngobrol ga buat apa-apa…”.
Dul :” hhhhhh…siap ibu dapur….Mbloh beli susu sana…katanya mau kopi susu…”.
Gombloh :” weeeeh….sing mau kopi susu kamu kok malah nyuruh orang….wis dasar gemblung…”.
Dul :” mau apa ga….kalau ga mau ya wis….”.
Gombloh :” iya….”
Met pagi…..semoga Tuhan membetkati hidup dan karya kita. (Kamis, 26 Agustus 2019, Romo Andita)