Cerpen Renungan: Kerinduan Berjumpa dan Memuji Tuhan
[Parokiminomartani.com] – Kali ini Gombloh pulang dari tempat sembahyang agak lambat. “Tumben Mbloh sampai jam segini baru sampai rumah, emang ga telat nanti masuk kantornya?” tanya si Dul yang melihat Gombloh pulang agak lambat.
Gombloh: “Hhhhhhh … sekali-kali ke kantor agak siang dikit ga apa lah Dul.”
Dul: “Sesekali merasakan sebagai bos yang beneran ya Mbloh … datang terlambat.”
Gombloh: “Iya Dul … tapi ini nanti datang terlambat dengan tetap senyum. Kalau bos beneran datang terlambat tapi dengan marah-marah.”
Dul: “Ooooooo … iya harus tetap senyum … karena dengan senyum kita sudah membuka pintu surga lho Mbloh.”
Gombloh: “Waaaah kunci pintu surga itu hanya senyum ya Dul … mudah sebenarnya masuk surga.”
Dul: “Emang mudah … hanya masalahnya kamu tahu ga di mana pintunya? Lha kalau ga tahu pintunya kan kamu hanya cengar-cengir ora mlebu-mlebu … lha kok pagi ini pulang agak lambat kenapa Mbloh … khusyuk doanya ya?”
Gombloh: “Khusyuk apanya … tadi itu ke temu mbak Taryo … njuk diajak ngobrol … dia katanya sudah mulai bosan sembahyang karena permohonannya tidak pernah dikabulkan … katanya dia sembahyang atau tidak ya sama saja.”
Dul: “Waaaah kuwi sing jenenge keblinger Mbloh … kita seharusnya selalu sadar kalau mau ngadep GUSTI didasari atas kerinduan kita untuk berjumpa dan memuji DIA, bukan datang seperti seorang debt collector setiap kali datang meminta dan harus dikabulkan … lha GUSTI itu ga punya utang sama kita je.”
Gombloh: “Lha kita memang ga boleh minta ya?”
Dul: “Ya boleh tapi ya jangan kecewa kalau tidak dikabulkan … kan selalu ada kemungkinan tidak dikabulkan permintaan kita … harus siap hati kalau tidak dikabulkan … ngobrol seperti ini enaknya sambil ngopi Mbloh.”
Gombloh: “Ingat Dul … setiap permintaan ada kemungkinan tidak dikabulkan.”
Dul: “Aku tidak meminta lho Mbloh … hanya ngudo roso,” samblih si Dul melangkah ke dapur.
Gombloh: “Aku dibuatkan sekalian ya Dul.”
Dul:”Siap … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Rabu, 18 April 2018, Romo Andita)