October 9, 2024

Cerpen Renungan: Ketidakpastian

[Parokiminomartani] –  Si Dul yang biasanya setia dan tekun kali ini sedikit merasa putus asa karena apa yang dilakukan sepertinya tidak memberikan harapan apa-apa. Meski tidak berhenti mewujudkan niatnya tetapi kelihatan dari wajahnya kalau si Dul sudah putus asa. Tinul yang melihat perubahan ini langsung bertanya ” Dul… Kasdulah burung saja di pagi hari meski perutnya lapar tetap berkicau riang lho …coba dengarkan yang biasa kamu beri makan itu… indah tho…”.

Dul yang menjawab dengan datar :” iya tahu Nul…”.

Tinul :” lha kamu kenapa kok mukamu penuh dengan awan mendung… kusam tidak bersemangat gitu ….masak kalah dengan burung”.

Dul :” lha kan burung hatinya bukan untuk merasakan Nul…. otaknya bukan untuk berpikir… ya bisanya berkicau ya berkicau aja..”.

Tinul :” memang apa tho yang kamu rasakan dan apa yang kamu pikirkan kok bisa sampai membuat kamu tidak ada semangat gini “.

Dul sambil menghela napas panjang :” huuuuuuuuuh… kesel Nul rasanya… lha segala hal sudah aku lakukan bahkan apa yang dikatakan aku turuti tapi ya tetap seperti itu-itu saja, ga ada perubahan … ga jelas bagaimana nanti…”.

Tinul :” lha memang perubahan apa yang kamu harapkan…”.

Dul :” lha jangankan perubahan Nul…. lha sedikit saja memberikan kepastian aja ga mungkin kok…”.

Tinul :” Dul… ingat ya… bahwa setiap saat kita selalu menghadapi ketidakpastian, meskipun segala rencana dan persiapan sudah kita lakukan tetapi tidak semua yang kita kehendaki pasti akan terjadi. Kalau sudah terjadi kamu bisa mengatakan bahwa itu pasti tetapi bila belum terjadi ya tidak ada kepastian….”.

Dul :” terus yang pasti dalam hidup kita apa Nul”.

Tinul :” ya kematian… Kematian adalah kepastian yang tak terelakkam bagi kita…”.

Dul :” ya itu Nul…. lama-lama aku akan mati rasa… lha semua sudah aku lakukan kok ga ada sedikit memberikan harapan meski belum pasti akan terjadi…”.

Tinul :” hhhhhh… sebenarnya itu apa tho Dul yang kamu rasakan dan pikirkan itu… sampai membuat kamu tanpa harapan gini..”.

Dul :” itu lho Nul…. biji buah kurma yang aku semai kok sudah berbulan bulan tidak segera bertunas, padahal sudah segala upaya aku lakukan je… tapi terap dingin saja… apa ga sedih rasanya”.

Tinul :” ingin seperti hatinya dik Aseh ya Dul… seperti tidak memberikan harapan sama sekali..”.

Dul :” oooooo… kalau itu lain Nul…. kalau dik Aseh itu bukan dingin tapi karena frekfensinya belum klik aja …selama kita berdua masih hidup …aku masih memiliki harapan… itu pasti Nul..”.

Tinul :” hmmmm… menghibur diri lebih baik dari pada hanya merenungi nasib…..”.

Dul :” nasib …nasib…tapi pagi ini jangan sampai nasib tidak sarapan lho Nul…”.

Tinul :” kalau soal sarapan nasib kita baik Dul… aku akan masak…”

Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 12 Maret 2019, Romo Andita)

Paroki Minomartani