November 2, 2024

Cerpen Renungan: Melampaui Cara Melihat dan Mendengar Kita

[Parokiminomartani.com] – ambil menikmati sarapan pagi Gombloh melihat beberapa lembar foto yang selalu disimpan dalam buku kecil agendanya. Sambil senyum-senyum sendiri berkali-kali gambar dalam buku agenda diamati. Tanpa di sadari si Dul sejak tadi mengamatinya dari belakang. Guman Gombloh dari mulutnya, “Suatu ketika pasti….”

“Cie … cie … cie …. pasti apa Mbloh?”sahut si Dul memotong guman di mulut Gombloh. Gombloh sambil menutup buku agendanya karena kaget, “Sontoloyo kowe Dul … ngaget-ngageti … kalau jantungku copot piye.”

Dul: “Ga mungkin Mbloh … lha sampai sekarang aja masih sehat lho.”

Gombloh: “Kalau copot ya Dul … njuk piye jal”

Dul: “Ya ora kepiye-piye lha ora copot kok … eiiiit … gambar siapa Mbloh … wis ora usah disembunyikan.”

Gombloh: “Ndadak takon lho … lha dari tadi kan sudah ngintip lho.”

Dul: “Ga tahu aku ya Mbloh … tadi itu hanya heran aja … lha sarapan kok ga selesai-selesai … ternyata … ada sesuatu yang buat mengunyah berubah jadi senyum.”

Gombloh: “Hhhhhhh … aku kira ga ada orang tadi Dul … ternyata ada dua biji mata yang mengamati aku.”

Dul: “Walah Mbloh … apapun yang kita lakukan pasti ada yang mengamati … Yo kuwi GUSTI … GUSTI memang tak terlihat mataNYA dan tak terlihat telingaNYA tapi GUSTI melampaui cara melihat mata dan cara mendengar telingga kita, bahkan GUSTI melihat setitik noda hitam dan bisikan lembut di dalam hati kita … jadi jangan pernah merasa tidak ada yang melihat atau mendengar kejahatan dosa yang kita lakukan.”

Gombloh: “Hmmmmm … jadi GUSTI tahu yang ada di dalam hati ku ya Dul … semoga dikabulkan.”

Dul: “Hhhhh … ngarep ndokke blorok  Mbloh … Mbloh … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 28 Februari 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani