Cerpen Renungan: Melatih Ketenangan dan Kedamaian Hati
[Parokiminomartani.com] – Si Dul yang mendengar bisik-bisik tetangga perihal Tinul hanya bisa menggelengkan kepala. Dul hanya berpikir bagaimana menenangkan hati Tinul karena dia tahu persis bagaimana Tinul tentang bisik-bisik tetangga. Kalau sampai tidak tahan pasti Tinul akan marah besar. “Nul sabar ya … anggap aja seperti angin bertiup tidak jelas dari mana berasal dan tidak jelas kemana akan berakhir … sabar ya.”
Tinul: “Hhhhhh … santai aja Dul … seperti yang kamu katakan tidak ada orang yang bisa menangkap angin … semua orang … benar atau salah … tetap akan kena hembusan angin Dul … jadi ya biar aja bisik-bisik tetangga itu … yang berbisik dan yang mendengarkan bisikan sama-sama kena akibatnya kan.”
Dul: “Waaah ini baru namanya Sarinul … wis lebih baik diam ya Nul … biarkan aja nanti kan selesai sendiri.”
Tinul: “Mau diapakan lagi Dul … yang namanya bisik-bisik tetangga ya hanya orang yang suka bisik-bisik … bagi yang ga suka bisik-bisik pasti akan membiarkan saja.”
Dul: “Benar Nul … Membiarkan itu adalah latihan untuk meraih ketenangan dan kedamaian batin hidup kita … nanti kan orang memetik dari apa yang dia tanam.”
Tinul: “Ngomong-ngomong kamu dapat buah melon dari mana Dul?”
Dul: “Dari metik di samping rumah itu … sudah matang sayang kalau tidak segera di petik.”
Tinul: “Memang kamu yang nanam?”
Dul: “Bukan.”
Tinul: “Katanya siapa yang menanam pasti akan memetik buahnya … lha ini kamu tidak menanam kok memetik buahnya … hmmm … Dul … Dul … jangan hanya pintar omong … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 13 Januari 2018, Romo Andita)