Cerpen Renungan: Mengingat Kenangan Baik dan Indah
[Parokiminomartani.com] – Sambil menikmati sarapan Gombloh selalu mendengarkan lagu-lagu tembang kenangan. “Sini saja Dul kalau sarapan, sambil diiringi tembang kenangan serasa di cafe.”
Dul: “Yang benar itu serasa di warung mbok Darmi … bukan cafe … sarapan telur dadar dan mie.”
Gombloh: “Kok mbok Darmi tho Dul … memang kalau pagi warung mbok Darmi seperti ini ya?”
Dul: “Lha iya Mbloh … coba sekali-kali kamu sarapan di sana pasti akan kamu dengarkan gelas-gelas pecah … lha sarapan aja belum sudah pada pecah gelasnya.”
Gombloh: “Hhhhhh … ono-ono wae kowe Dul … tapi nyatanya laris tho … lha masakan hanya telur dadar dan mie aja yang sarapan banyak … berarti karena musiknya Dul … jadi orang sarapan sambil diajak mengenang kembali masa-sama lalu.”
Dul: “Bukan karena musiknya tapi karena murah warung mbok Darmi itu penuh … gimana ga murah telur dadar sama mie hanya 5 ribu.”
Gombloh: “Bukan harganya Dul yang aku maksudkan tapi lagu kenangannya itu lho … lagu itu membawa orang pada kenangan khusus dan istimewa.”
Dul: “Asal bukan kenangan pahit wae Mbloh … jadinya malah tambah mbundet hidupnya … susah move on.”
Gombloh: “Ya kalau mengenang itu yang baik-baik Dul karena mengingat pengalaman baik dan mengingat kebaikan orang lain serta melakukan amal kasihnya tulus akan membuka jalan bagi kebaikan hidup kita maupun orang lain.”
Dul: “Kalau itu tak acungi jempol Mbloh … bentar kayaknya ini lagu yang mengingatkan kamu pada pengalaman penantianmu sama Meice ya Mbloh? … Kalau lagi pasi menyayat betul hatimu Mbloh … hhhhh.”
Gombloh: “Woooo bocah gemblung … mboh Dul … wis sarapan disik wae … selak adem … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 14 Januari 2018, Tomo Andita)