September 20, 2024

Cerpen Renungan: Membangun Kemampuan untuk Bersyukur

[Parokiminomartani.com] – Meski tangan memegang pakaian dan duduk di atas kursi kayu kecil atau dingilek .. si Dul hanya duduk termenung. “Dul … kamu itu mau nyuci baju atau hanya melamun … ati-ati lho kalau ada setan’ lewat?!” bentak Tinul.

Dul: “Setane ora mung lewat justru sudah datang!”

Tinul: “Iya po Dul … endhi setane?”

Dul: “Ya kamu itu datang-datang ngagetin … kan salah satu ciri kalau setan datang itu buat kaget orang.”

Tinul: “Ooooo asem tenan kowe … lha aku lihat kamu nyuci baju malah ngalamun kok.”

Dul: “Aku itu tidak melamun ya Nul … hanya lagi berpikir.”

Tinul: “Lha mikir opo je … kok sampai mlongo?”

Dul: “Aku itu berpikir … enak kali ya kalau hidup itu serba kecukupan.”

Tinul: “Enaknya di mana Dul kalau kita hidup dalam serba kecukupan?”

Dul: “Enaknya kita bisa berbagi kepada mereka yang kurang … kita bisa memiliki segalanya … yang jelas ora susah hidup kita itu.”

Tinul: “Ooooo … alah Dul … Dul … makanya jangan melamun di pinggir sumur jadinya yang ngawur kekarepanne … Eleng ya Dul … Hidup di dalam segala kelimpahan bukan berarti akan membuat kita kaya, sebaliknya hidup dalam segala keterbatasannya bukan berarti kita itu miskin karena kaya atau miskin terletak pada kemampuan kita untuk bersyukur atas apa yang dimiliki dan kerelaan yang tulus saat kita berbagi … itu baru enak hidup kita.”

Dul: “Kan bebas aja Nul berpikir seperti itu.”

Tinul: “Ya bebas aja sih Dul … bahkan sah-sah saja … tapi bukan berarti kamu terus bebas tidak menyelesaikan cucian baju itu … wis gek Ndang dirampungke olehhe nyuci … mengko tak gawekke kopi tubruk … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 7 Maret 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani