Cerpen Renungan: Membentuk Diri Lebih Sabar
[Parokiminomartani.com] – Gombloh yang tanpa sengaja ketemu dengan pak Dhe Trimo bertanya langsung tetang apa yang sedang menjadi viral di kampung. Dari pak Dhe Trimo akhirnya Gombloh tahu apa yang sebenarnya terjadi. “Ya sudah pakDhe … disabarke wae … kalau kenyataannya tidak seperti itu nanti akan berhenti dan diam sendiri,” Gombloh mencoba menenangkan hati pak Dhe Trimo yang sebenarnya sudah menerima dengan ikhlas apa yang terjadi pada dirinya.
Pak Dhe Trimo: “Njih mas matur nuwun … nanti akan saya jalankan apa yang mas Gombloh katakan … sekali lagi terima kasih … saya permisi dulu ya.”
Gombloh: “Monggo pakDhe … hati-hati.”
Ketika masuk dapur Gombloh langsung ditanya oleh Tinul: “Weeeeh kok asyik tenan Mbloh ngobrol sama pakDhe Trimo.”
Gombloh: “Gimana ga asyik Nul … lha yang dibicarakan soal yang up-to-date je.”
Tinul: “Lho … lho … lho … sembrono kowe Mbloh … malah omong sama pak Dhe Trimo … lha dia yang sekarang jadi viral je.”
Gombloh: “Nak itu bedanya ngomong sama pak Dhe Trimo … dia santai aja itu jadi viral … malah tadi pak Dhe Trimo ngomong gini … bila kita diam meski orang lain mengatakan ketidak-benaran tentang kita itu berarti kita membiarkan orang lain membentuk kita lebih sabar dan mengangkat diri kita menjadi lebih baik dibandingkan yang lalu … piye jal.”
Tinul: “Kalau pak Dhe Trimo aku percaya Mbloh dia bisa omong begitu … tapi kalau kamu yang omong lha itu baru muncul keraguan.”
Gombloh: “Weeeeh sembrono kamu Nul … kan sudah terbukti bagaimana aku sabar.”
Tinul : “Sabarmu itu hanya untuk Meice … sabar menunggu dia …. tapi apa kamu akan sabar bila pagi ini ga ada sarapan.”
Gombloh langsung kaget: “Waaaaah … maaf Nul …. maaf… maaf … sampai lupa beli telur … wah sontoloyo tenan,” langsung Gombloh berlari meninggalkan Tinul.
Tinul: “Fokus Mbloh …fokus …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 13 September 2018, Romo Andita)