Cerpen Renungan: Memperluas Cakrawala Melihat Kebenaran
[Parokiminomartani.com] – Ketika Si Dul baru merendam baju yang mau dicuci tiba-tiba Tinul datang sambil melihat kanan-kiri. “Kamu itu kenapa je Nul … datang tiba-tiba sambil tengok kanan kiri … lagi ngoleki sopo?” tanya si Dul kepada Tinul yang datang sambil terengah-engah.
Tinul: “Huzzzzzz … pelan-pelan bicaranya … ntar terdengar yang akan datang .”
Malah Gombloh yang menyahut, sambil berteriak: “Emang siapa yang datang Nuuuul?”
Tinul: “Huzzzzzz … kok malah bengok-bengok tho Dul … Jan bocah gemblung tenan kok … alon-alon tho nak omong … mengko nak mbakyu Ribut datang bilang aja kalau aku sudah pergi gitu ya.”
Dul: “Ok Nul … nanti aku bilang … begini … kata Tinul pesannya kalau mbakyu Ribut datang bilang kalau sudah pergi.”
Tinul: “Serius bocah gemblung … ora guyon tho … males aku ketemu dia Dul.”
Dul: “Lha ngopo tho Nul kok wegah ketemu mbakyu Ribut?”
Tinul: “Lha omong sama dia itu percuma … sepertinya minta pertimbangan atau masukan atau gagasan-gagasan lain tapi ujungnya tetap pikirannya sendiri … ngomong panjang lebar tapi yang dianggap paling benar ya hanya yang dia pikirkan dan rasakan … susah untuk diajak melihat kenyataan ya ada.”
Dul: “Kan bagus Nul … itu namanya memegang prinsip yang kuat.”
Tinul: “Kuat apanya Dul … orang yang hanya tahu lingkungan sendiri dan kebenaranya sendiri itu ‘seperti katak dalam tempurung’. Orang perlu memperluas cakrawala untuk bisa melihat kebenaran nilai yang lain supaya bisa bertumbuh dan berbuah dalam kenyataan bukan hanya berkutik dengan dirinya sendiri yang berhenti hanya pada pembicaraan.”
Dul: “Omong memang gampang Nul tapi melakukan apa yang diomongkan itu ga gampang.”
Tinul: “Halah … ngomong gampang apanya … lha nyatanya kamu diminta omong pelan aja ga bisa lho … bilang omong gampang.”
Dul sambil omong sangat pelan seperti kau berbisik pada Tinul: “Hhhhhhhhhh …. iya ya Nul … hhhhhhhhh … gampang tho omong pelan.”
Tinul: “Hmmmmm … Mboh Dul … pokoknya bilang kalau aku sudah pergi …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 25 Juli 2018, Romo Andita)