Cerpen Renungan: Mempersiapkan Hati untuk Menerima Akibat
[Parokiminomartani.com] – Meski segalanya sudah terasa beres tetapi Gombloh masih gelisah. Gombloh mondar mandir keluar masuk runah. ” Mbloh kamu itu kenapa kok seperti anak ayam kehilangan induk….” tegur si Dul yang melihat Gombloh keluar masuk rumah dari pintu samping.
Gombloh :” bukan seperti anak ayam kehilangan induknya, tapi seperti punya 100 anak ayam mati satu….”.
Dul :” ora nesu Mbloh …. lha kamu seperti orang bingung gitu kok…”.
Gombloh :” bukan binggung Dul … mung rasane kok ada sesuatu yang kurang gitu …. padahal sudah disiapkan semuanya je”
Dul :” lha kalau sudah disiapkan semua ya sudah tho Mbloh … apa yang buat binggung lagi…”.
Gombloh :” ya ga tahu makanya aku coba pikir-pikir lagi apa yang kurang.”
Dul : “sudah dilihat lagi daftar yang kamu buat….”.
Gombloh :” sudah ya …ini lihat daftarnya sudah aku centang semuanya lho,” sambil Gombloh menyerahkan lembar daftar yang dibuat kepada si Dul.
Dul : ” hmmmm … emang Mbloh banyak hal dapat kita rencanakan dan persiapakan dengan baik dan dapat berjalan dengan baik, namun aka lebih baik jiga kalau kita mempersiapkan hati kita untuk menerima akibat tidak baik yang tidak pernah kita rencanakan….”.
Gombloh :” ya pasti sudah aku pikirkan juga Dul efek tidak baik, tapi belum temtu terjadi..”.
Dul :” emang sih Mbloh efeknya belum terjadi tapi kalau apa yang sudah kamu centang ini tidak segera dilakukan ya pastinya akan memberikan efek yang tidak baik…”
Gombloh :” ya kalau sudah aku tandai berarti sudah aku lakukan Dul…”.
Dul :” hmmmm … ini yang buat kamu gelisah … ini sudah dicentang sih … emang kamu sudah memberi uang untuk beli gula dan kopi pada si Dul yang baik ini … perasaan aku belum terima lho Mbloh.
Gombloh : “waaaah i ya sory … sory … pantas ga ada kopi tubruk…”.
Dul :” gimana mau ada kopi tubruk …. kopinya aja sudah habis …. wis minum air putih aja sambil bayangin minum kopi tubruk…”.
Gombloh :” wis ini uangnya … buruan beli Dul …. kalau ga ada kopi tubruk bisa kena semprot Tinul lho…. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 2 November 2018, Romo Andita)