Cerpen Renungan: Menangkap Apa yang Dihendaki Orang Lain
[Parokiminomartani] – Gombloh pagi-pagi sudah pergi ke toko ujung kampung untuk membeli obat semprot seranga. ” weeh pagi-pagi kok sudah belanja di depan Mbloh beli apaan, ” sapa Tinul yang lihat Gombloh pulang membawa sesuatu.
Gombloh :” iya beli obat semprot serangga”
Tinul :” waaah kalau tahu tadi ke minimarket titip beli kemoceng dan sapu di warung samping mini market Mbloh…”.
Gombloh :” lha kamu ga omong Nul…”.
Tinul :” bagaimana akan omong Mbloh… lha kamu ga ngomong juga kalau mau pergi ke minimarket … kalau omong pasti aku akan titip”
Gombloh :” ya maaf Nul…. aku ga tahu kalau kamu mau beli kemoceng dan sapu “.
Tinul :” ya sudah sejak kemarin sih sapu dan kemoceng itu aku letakkan di depan pintu samping…”.
Gombloh langsung menyahut :” supaya aku dan Dul tahu kalau sapu dan kemoceng sudah rusak terus kami berdua beli yang baru ya Nul…”.
Tinul :” hhhhhhhh…iya Mbloh “.
Gombloh : “o alah Nul… Nul… ya ga akan ada orang yang akan tahu maksudmu Nul… ya harus kamu omongkan…”.
Tinul :” hhhhhhh…. iya Mbloh… emang tidak akan mudah orang akan menangkap apa yang kita maksudkan kalau kita tidak pernah bicara… lha meski kita bertiga sudah tinggal bersama kalian berdua aja tidak mudah ngerti apa yang aku inginkan…”.
Dul tahu-tahu menyahut omongan Tinul :” pantes aja kalau kamu meletakkan kemoceng kamu lempar-lempar …. supaya kami tahu kalau harus beli yang baru… gitu ya Nul “.
Tinul :” hhhhhhh…iya Dul “.
Dul :” olah Sarinul… Sarinul…. wis mana uangnya Mbloh biar aku yang beli ke warung depan sana”.
Gombloh :” kok aku Dul “.
Dul :” kan kamu yang bawa dompet… aku dan Sarinul ga bawa lho…. mana uangnya… mau Tinul lempar-lempar kemoceng lagi…”.
Gombloh :”…heeeeeeeeeh… ini… beli yang baik dan kuat kemocengnya biar kalau dilempar-lepar lagi ga mudah rusak…”.
Dul :” ikhlas… ikhlas Mbloh…”.
Gombloh :” ikhlas lilalhil’takallah aku Dul…”.
Tinul sambil mengacungkan jempol :” mantap….”
Met pagi…. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 7 April 2019, Romo Andita)