Cerpen Renungan: Mencari yang Baik
[Parokiminomartani.com] – Tinul pagi ini memang tidak pergi jalan-jalan sambil belanja di warung mbok Darmi, tetapi sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan. “Weeeeh tumben Nul ga jalan-jalan dan belanja di warung mbok Darmi,” sapa si Dul yang masuk dapur.
Tinul: “Ga Dul … lha ini masih banyak simpanan bahan makanan je … eman-eman ntar keburu rusak dan busuk.”
Dul: “Bener Nul … njuk arep masak apa kok semua sayuran kamu keluarkan?”
Tinul: “Ga tahu … pokoknya ya keluarkan dulu aja pilih yang masih bisa dimanfaatkan.”
Dul: “Masak sup aja Nul … sekali-kali sarapan tidak nasi goreng tapi yang seger-seger Nul.”
Tinul: “Siap Dul … tapi ya sabar tak pilih dulu sayuran yang masih bisa diselamatkan.”
Dul: “Ini masih bagus Nul … ini juga … yang ini masih bisa bertahan 3 hari lagi … ini masih seperti baru.”
Tinul: “Terus yang dibuang yang mana? Kalau semuanya masih bisa dipakai 3 hari lagi.”
Dul: “Hhhhhhh … ya kalau masih bagus ya jangan dibuang Nul.”
Tinul sambil memotong salah satu sayuran yang kelihatanya masih segar dan menunjukkan pada si Dul: “Kalau yang seperti ini masih bagus ya Dul … masih bisa disimpan lama ya.”
Dul langsung berdiri karena kaget: “Weeeh buang Nul … buruan buang … hiiiiii … sudah ada ulatnya gitu … hiiii.”
Tinul: “Hhhhhhh … mungkin enak lho Dul kalau dimasak pakai bumbu hewani sejati.”
Dul: “Bumbu hewani sejati gundulmu kuwi … wis dibuang aja.”
Tinul: “Ternyata ga mudah ya mencari yang sungguh baik dari luar maupun dari dalam … ini baru sayuran … apalagi manusia ya Dul … tidak pernah tahu apa yang ada di dalamnya … apa yang tampak di mata kita sebenarnya tidak pernah selalu sama dengan apa yang ada di dalam hatinya.”
Dul: “Tapi kamu tahu Nul apa yang ada dalam hati.”
Tinul: “Kalau itu aku tahu pasti … yang ada dalam hatimu mengatakan … wiiis ora usah crigis Nul … gek ndang masak aku wis luweh.”
Dul: “Waaaaah hebat tepat sekali … kok bisa tahu Nul … carane piye.”
Tinul: “Lha kuwi … kamu sudah menghabiskan satu mentimun gitu.”
Dul: “Hhhhhhh … iya …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 2 September 2018, Romo Andita)