Cerpen Renungan: Menemukan Kebahagiaan
[Parokiminomartani] – Tinul yang baru saja menerima bingkisan yang bawa si Dul langsung mengerutkan alisnya sambil berjalan menuju si Dul yang baru menyiapkan minuman nasgitel ” Dul … iki piye kok hanya 2 saja…kan aku tadi pesan untuk beli 3 tho…” tanya Tinul pada si Dul
Dul sambil senyum :” hhhhhh….iya aku tahu Nul…tadi kamu pesen beli tiga…”.
Tinul langsung memotong :” lha ini kok hanya dua piye…njuk nanti ga cukup lho…”.
Dul :” cukuplah Nul…”.
Tinul sedikit ga ngerti :” lha cukup piye…ini hanya dua lho Dul…kita kan tiga…emang uangnya ga cukup ya untuk beli tiga..”
Dul dengan santai :” cukup kok Nul uangnya…bahkan tadi itu aku sudah beli tiga…”.
Tinul makin tidak ngerti :” lha ini hanya dua saja lho… lha yang satu mana… sudah kamu makan ya … mbok sabar Dul… makan bareng-bareng kan lebih baik..”.
Dul :” weeeh ga aku makan ya…tadi itu… yang satu aku berikan sama anak yang selalu duduk di pos ronda itu lho…”.
Tinul :” walaaah…lha kamu nanti ga ikut makan Dul… ga apa…ora sedih lho ya kalau aku sama Gombloh yang makan….”.
Dul :” hhhhhh….ora ya Nul…aku ikhlas kok…aku ga akan sedih santi aja…malah aku lega dan bahagia je bisa memberikan makanan itu tadi pada anak yang di pos ronda itu…”.
Tinul :” waaah mantap hebat kamu Dul…”.
Dul :” hhhhh…ga hebat ya Nul… biasa saja kok…ya mung seneng wae rasane neng ati…lego je…”.
Tinul :” hhhhh…gampang ya Dul buat hati itu happy dan lega…”.
Dul :” itulah Nul…aku ga akan mengorbankan kebahagiaan untuk apapun juga, sebaliknya aku akan berusaha berkorban apapun juga, baik yang nyata maupun hanya sekedar keinginan dan kehendaku demi kebahagian. Karena aku yakin Nul bahwa kebahagiaan tidak pernah diberikan oleh apapun melainkan dari dalam hati dan budi kita sendiri saat kita ikhlas menerima perubahan dan sesuatu yang tidak kita kehendaki…”.
Tinul :” ampuh kamu Dul…kalau gitu tiap pagi aja kamu yang ke pasar….cemerlang lho Dul “.
Dul :” hmmmm…maumu Nul…pujianmu itu ujungnya perintah…”.
Tinul :” tahu aja….”
Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 2 November 2019, Romo Andita)