Cerpen Renungan: Menerima yang Tidak Dikehendaki
[Parokiminomartani] – Dari dalam rumah si Dul mengamati Gombloh bicara serius dengan mas Darmo. Namun si Dul tidak berani mendekati karena takut menganggu percakapan mereka, cukup menunggu saja. Maka ketika mas Darmo sudah pulang si Dul langsung keluar menghampiri Gombloh : ” wah ngomong opo je Mbloh kok mas Darmo kelihatan serius gitu…”
Gombloh :” kamu itu selalu kepo Dul…Dul”.
Dul :” bukan kepo Mbloh….lha aku tadi lihat kalian ngobrol cuma ga berani nimbrung karena lihat mas Darmo serius gitu “.
Gombloh :” lha mesti seriuslah Dul…. lha tadi itu melarang aku untuk sementara ga usah tetlibat sama urusan bank sampah..”.
Dul :” lha memang kenapa tho dengan bank sampah Mbloh…bukannya baik-baik saja…”
Gombloh :” namannya aja bank sampah Dul… yang pasti ada masalah… kan ngurusi sampah… berarti ngurusi masalah… sampah sendiri sudah masalah kok “.
Dul :” iya sih… tapi masalahnya apa kok sampai ga usah juga urusi dulu”.
Gombloh :” ya masalah sampah itu tadi lho… mereka yang kerja di bank sampah itu sudah tidak mau ngolah sampah basah untuk menjadi pupuk… katanya lebih mudah mengolah sampah kering… lha sekarang sampah basah jadi menumpuk karena tidak diolah… jadilah masalah “.
Dul :” lho… piye jenenge wae sampah… yang seharusnya ga bisa pilih-pilih… ya apa adanya diterima lalu diolah atau diproses sesuai dengan bagiannya masih-masih supaya alkhirnya sama-sama bermanfaat..”.
Gombloh :” seharusnya seperti itu Dul… tapi ya itu… kita memang tidak mudah untuk menerima apa yang tidak kita kehendaki. Kita lebih mudah menerima segala sesuatu yang kita kehendaki padahal untuk bisa lebih baik kita harus menerima yang tidak kita kehendaki dan menjadikan pijakan untuk naik satu tingkat kebaikan…”.
Dul :” tapi harus dengan ikhlas hati Mbloh “.
Gombloh :” seikhlas hatimu meneruskan nyapu ya Dul… perutku sakit je… ini sapunya “.
Dul :” ikhlas aku Mbloh… seikhlas kamu mengeluarkan isi perutmu… bocah gemblung…”
Met pagi… semoga Tuhan mberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 2 Maret 2019, Romo Andita)