Cerpen Renungan: Mengubah Kebiasaan Itu Tidaklah Mudah
[Parokiminomartani.com] – Selelah menyrutup kopi tubruk buatan si Dul, Gombloh langsung spontan teriak, “waaah Dul … ini kopi apa kok rasanya seperti ini?”
Dul: “Itu yang namanya kopi kampung Mbloh … di kampung-kampung itu kalau minum kopi ya seperti itu.”
Gombloh: “Bukannya kopi ndeso kuwi lebih mantap rasanya kok ini rasanya seperti tidak mateng.”
Dul: “Eeeeeee mateng ya … airnya tadi itu sampai mendidih lho.”
Gombloh: “Lha kalau mendidih airnya kok masih krampul begini … ora dadi kopinya.”
Dul: “Ya tetapi kopi Mbloh … mosok arep dadi susu ya ora mungkin … ono-ono wae.”
Gombloh: “Ya kowe kuwi sing ono-ono wae … ngawe kopi kok ndadak aneh-aneh ora koyok biasane.”
Dul: “Hhhhhhhh … emang merubah kebiasaan itu bukan hal yang mudah apalagi perubahan itu tidak sesuai dengan maksud dan keinginan kita. Padahal kalau dipikirkan yang namanya perubahan itu selalu sesuatu yang berbeda … lha kalau sama berarti bukan perubahan namanya … termasuk cara menikmati kopi.”
Gombloh: “Woooo … malah kotbah … pitakonanku mau dijawab dhisik … Iki kopi opo Dul?”
Dul: “kuwi jenenge kopi beh Mbloh.”
Gombloh: “Kopi opo kuwi?”
Dul: “Ya kopi beh … lha itu kalau kamu habis nyrutup kan langsung … beh … beh … beh … membuang kopi yang nempel di bibir … itu namanya kopi beh.”
Gombloh: “Wiiiiiis jan ora ngenah kowe kuwi Dul … dirungokke tenanan je.”
Dul: “Wis dienthekke dhisik kopi behnya … nanti pasti lebih enak dibandingkan kopi tubruk buatan Tinul … hhhhhhhhh ….Met sore … semoga Tuhan memberkati hidup karya dan kita. (Minomartani, 12 Mei 2018, Romo Andita)
Sumber foto: Pemandangan di Tanjung Bunga, Flores. Foto oleh Liberius Langsinus