February 15, 2025

Cerpen Renungan: Meninggalkan yang Lama

[Parokiminomartani] – Walaupun Gombloh telah mempersiapkan semuanya tetapi masih ada sesuatu yang selalu kurang. Meski sudah siap masih juga Gombloh belum berangkat, hanya mondar-mandir di depan si Dul yang lagi buat kopi. “Kamu itu jadi berangkat kerja apa tidak Mbloh,” sapa si Dul.

Gombloh: “Heeeeeh … berangkat gimana Dul … masih ada satu barang yang kurang jelas.”

Dul: “Lha itu tas yang sudah disiapkan sejak tadi malam, masih kurang apanya.”

Gombloh: “Sebenarnya sih ga pengaruh seandainya barang itu tidak aku bawa.”

Dul: “Ya kalau ga pengaruh ya tinggal aja Mbloh … ntar keburu siang lho … telat.”

Gombloh: “Bos kan tidak pernah mengenal kata telat Dul … bos hanya mengenal kata gelisah apalagi kalau barang ini sampai tidak ketemu … wis tidak akan ada kekuatan untuk kerja.”

Dul: “Sepertinya apa sih Mbloh kok sampai membuat kamu ga punya kekuatan untuk kerja.”

Gombloh: “Ooooo pastilah penting banget Dul … kalau ga penting ya ga akan aku cari Dul … kira-kira di mana ya Dul.”

Dul: “Weeeeh …. ya ora ngerti Mbloh … mbok coba ditinggalkan aja cari ganti yang baru biar bisa move on.”

Gombloh: “Ini bukan soal lama atau baru Dul … tapi soal kemapanan … lha kalau sudah mapan itu mau ganti yang baru susah je.”

Dul: “Hhhhhhh … emang meninggalkan hal lama untuk memulai sesuatu yang baru emang tidak mudah. Karena sebenarnya kita lebih suka melihat atau menoleh ke belakang … kapan kamu akan maju Mbloh … badan menghadap ke depan tapi kepala menoleh ke belakang … jadinya bukan maju tapi malah terlilit.”

Gombloh: “Ini bukan soal melangkah ke masa depan Dul … tapi soal kehidupanku di tempat kerja.”

Dul: “Lha iya … terus barangnya itu Mbloh.”

Gombloh: “Tempat kopi Dul … termos kecil yang biasa aku pakai untuk bawa kopi ke kantor … kan menentukan masa depanku.”

Dul: “Ooooooo … alah Mbloh … Mbloh tak kira apa … tiwas ngawe binggung.”

Gombloh: “Mumpung kamu buat kopi jadi aku minta diisikan di termosku gitu.”

Dul: “Ini kopinya lanjutkan cari termos ya dan isi sendiri … aku mau menikmati kopi tubruk ku … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Senin, 10 September 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani