Cerpen Renungan: Menoleh
[Parokiminomartani.com] – Si Dul melihat Tinul yang sibuk mencari sesuatu dari almari yang satu ke almari yang lain. “Waaaaah … apa yang sebenarnya kamu cari … kok semua almari kamu buka semuanya,” tegur Si Dul pada Tinul.
Tinul: “Hmmmmm … bentar tho tak carinya dulu kalau ketemu kan nanti tahu apa yang aku cari Dul.”
Dul: “Ya siapa tahu kalau aku bisa bantu mencarinya Nul … kan lumayan makin cepat ketemu.”
Tinul: “Ga usah Dul … ini sesuatu yang dibutuhkan wanita … ga etis kalau sampai laki-laki ikut mencari … memalukan.”
Dul: “Barang yang dicari itu tidak berjenis kelamin ya Nul jadi ya sah-sah saja.”
Tinul: “Tapi barang ini membuat para wanita yakin dengan apa yang akan dilakukan.”
Makin penasaran si Dul: “Weeeeh justru membuat keyakinan kamu untuk berbuat sesuatu bilang aja apa yang kamu cari biar aku bantu … penting ini Nul.”
Tinul: “Waaaah ya bukan hanya penting tapi sangat penting Dul … tanpa barang ini aku ga yakin untuk berbuat sesuatu … apalagi harus mengingat-ingat ke belakang … wis itu ga buat maju.”
Dul: “Benar sekali Nul … mamang bukan hal yang mudah bagi kita untuk sungguh menjadikan keyakinan kita sebagai tuntunan dalam setiap langkah hidup kita. Akan selalu ada keraguan yang membayangi dan membuat kita menoleh ke belakang meski kita sadar saat menoleh ke belakang langkah kita berhenti, kita kehilangan kesempatan untuk meraih kebahagiaan … wis omong wae opo barangnya mengko tak bantu cari.”
Tinul: “Malu ya Dul … ini itu barang khusus wanita yang banyak pakai.”
Dul: “Wis diomongin yang namannya barang itu tidak berjenis kelamin ya Nul.”
Tinul: “Emang benar Dul … tapi kalau laki-laki pegang barang ini pasti penilainya akan berubah bahkan gaya dan cara bicaranya bisa berubah.”
Dul: “Emang kamu punya barang yang bisa buat laki-laki berubah seperti itu … perasaan ga ada.”
Tinul: “Ada yo …. Gombloh yang membelikan kok …. nah ini dia baru ketemu.”
Si Dul yang penasaran langsung menyambar barang yang dibawa Tinul: “Mana Nul … oooo alah … gene mung buku resep we.”
Tinul: “Hhhhhhh … ini buat aku yakin kalau buat masakan Dul … sini jangan lama-lama pegang nanti jadi kemayu lho.”
Dul sambil bergaya perempuan menyerahkan buku: “Niiiih ambiiiil … benci aku.”
Tinul: “Ngilani Dul … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 9 September 2018, Romo Andita)