April 20, 2024

Cerpen Renungan: Menunjuk Kesalahan Orang Lain

[Parokiminomartani] –  Tinul pagi-pagi sudah teriak-teriak mencari Si Dul, sampai pintu samping rumah Tinu teriak keras memanggi si Dul sambil membuat corong pakai kedua telapak tangannya ” Kasdulaaaaaaaah….”.

Si Dul yang dari tadi duduk di samping pintu langsung kaget melompat dari kursi :” weeee lha dalah … heeeeh…ngopo je Nul…”.

Tinul sedikit jengkel :” ya manggil kamulah..”.

Dul :” ya tapi kan ga harus pakai teriak seperti itu Nul…seperti di hutan saja lho…”.

Tinul :” lha dari tadi aku panggil-panggil kamu ga ada jawaban ya teriak aja…”.

Dul :” lha kapan kamu itu panggil-panggil aku…sejak tadi lho aku duduk di sini ga dengar apapun kok … apa lagi suaramu manggil aku…”.

Tinul sambil mengambil headset yang mengantung di leher si Dul :” iki lho sing nyumpeli telingamu jadinya ga denger…”.

Dul sambil senyum :” hhhhhh….iya ya…. sory Nul…. lha enak je pagi-pagi itu dengerin gamelan … rasane ayem…”.

Tinul sambil mengulurkan panci presto :” kamu ayem…aku susah…ini kok ga bisa hidup”.

Dul menerima panci yang diulurkan Tinul :” weeeeh…kamu itu piye tho… lha ini kan emang sudah lama rusak Nul…”

Tinul :” lha kok ga pada ngomong kalau rusak…terus siapa yang bikin panci presto ini rusak….kamu pinjamkan ke orang lain ya”.

Dul :” weeeehlah kok malah nuduh tho…lha kan yang selalu pakai kamu…kamu sendiri yang bilang kalau panci ini rusak…piye tho Nul”.

Tinul :” iya po Dul….”.

Dul sambil geleng kepala :” heeeeeeh…emang orang itu begitu rapat menyimpan kesalahan diri sendiri dan tidak memperbaiki tetapi orang lebih mudah untuk menunjukkan kesalahan orang lain dan begitu mudah memaksa orang lain untuk memperbaiki…”.

Tinul :” aku ga gitu lho Dul….kak aku hanya lupa saja….”.

Dul sambil senyum :” hhhhhhh…Nul…Nul….sini tak coba perbaiki pancinya…”

Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 18 November 2019, Romo Andita)

Paroki Minomartani