Cerpen Renungan: Menunjuk Kesalahan Orang Lain
[Parokiminomartani] – Tinul pagi-pagi sudah teriak-teriak mencari Si Dul, sampai pintu samping rumah Tinu teriak keras memanggi si Dul sambil membuat corong pakai kedua telapak tangannya ” Kasdulaaaaaaaah….”.
Si Dul yang dari tadi duduk di samping pintu langsung kaget melompat dari kursi :” weeee lha dalah … heeeeh…ngopo je Nul…”.
Tinul sedikit jengkel :” ya manggil kamulah..”.
Dul :” ya tapi kan ga harus pakai teriak seperti itu Nul…seperti di hutan saja lho…”.
Tinul :” lha dari tadi aku panggil-panggil kamu ga ada jawaban ya teriak aja…”.
Dul :” lha kapan kamu itu panggil-panggil aku…sejak tadi lho aku duduk di sini ga dengar apapun kok … apa lagi suaramu manggil aku…”.
Tinul sambil mengambil headset yang mengantung di leher si Dul :” iki lho sing nyumpeli telingamu jadinya ga denger…”.
Dul sambil senyum :” hhhhhh….iya ya…. sory Nul…. lha enak je pagi-pagi itu dengerin gamelan … rasane ayem…”.
Tinul sambil mengulurkan panci presto :” kamu ayem…aku susah…ini kok ga bisa hidup”.
Dul menerima panci yang diulurkan Tinul :” weeeeh…kamu itu piye tho… lha ini kan emang sudah lama rusak Nul…”
Tinul :” lha kok ga pada ngomong kalau rusak…terus siapa yang bikin panci presto ini rusak….kamu pinjamkan ke orang lain ya”.
Dul :” weeeehlah kok malah nuduh tho…lha kan yang selalu pakai kamu…kamu sendiri yang bilang kalau panci ini rusak…piye tho Nul”.
Tinul :” iya po Dul….”.
Dul sambil geleng kepala :” heeeeeeh…emang orang itu begitu rapat menyimpan kesalahan diri sendiri dan tidak memperbaiki tetapi orang lebih mudah untuk menunjukkan kesalahan orang lain dan begitu mudah memaksa orang lain untuk memperbaiki…”.
Tinul :” aku ga gitu lho Dul….kak aku hanya lupa saja….”.
Dul sambil senyum :” hhhhhhh…Nul…Nul….sini tak coba perbaiki pancinya…”
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 18 November 2019, Romo Andita)