Cerpen Renungan: Merawat Hati, Menjaga Tutur Kata
[Parokiminomartani.com] – Meski sering mengalami kekecewaan Tinul tetap berusaha terlibat dalam kegiatan di kampung. Tinul selalu menghibur diri dengan kata-kata, “tidak ada yang abadi pada hidup manusia ini kecuali keyakinan pada GUSTI. ”
Dari kata-kata inilah Tinul mendapatkan kekuatan, maka Tinul berani negur Gombloh saat kelihatan tidak bersemangat berangkat kerja. “Mbloh kalau berangkat kerja itu mbok yao dengan semangat dan optimisme biar bisa kerja dengan baik dan happy.”
Gombloh: “Aku itu selalu semangat dan optimis Nul.”
Tinul: “Semangat dan optimis dari Hongkong … lha wajah kusut seperti baju yang belum disetrika gitu … di mana semangat dan optimisnya Mbloh?”
Gombloh: “Ya kalau pas ga ingat teman-teman di kantor Nul … malas je kalau ingat mereka itu … kerja seperti sia-sia … apa yang aku kerjakan dan lakukan seperti ga ada gunanya.”
Tinul: “Lha emang kenapa Mbloh?”
Gombloh: “Mereka itu kalau di depan ku wah … manis –manis … baik-baik … omonganya itu suci-suci … kelihatan sempurnalah … tapi di belakangku … hmmmmm.”
Tinul: “Lha emang kamu buat apa terhadap mereka?”
Gombloh: “Lha aku sebagai atasan ga pernah lho menganggap mereka sebagai bawahan … semua kerjaan selalu aku kerjakan bersama mereka … demikian juga sebaliknya … apa adanya lho aku dengan mereka itu.”
Tinul: “Emang ga mudah Mbloh … tapi yang penting kamu tidak melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan … Sebagus dan seindah apapun tubuh kita, tindakan kita bahkan tutur kata kita kalau hati kita masih dipenuhi kedekilan, kebencian dan iri dengki, kita telah hidup dalam kebohongan terhadap diri sendiri … itu yang penting Mbloh.”
Gombloh: “Iya Nul … tapi memang pagi ini sangat menyedihkan … sampai-sampai kopiku ada yang minum.”
Tinul: “Uuup … itu tadi kopimu ya Mbloh … maaf … tak buatkan ya.”
Gombloh: “Wis ora usah … met pagi …. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 20 Januari 2018, Romo Andita)