Cerpen Renungan: Bukalah Hatimu untuk Mendengarkan Sesama
[Parokiminomartani.com] – tiap pagi Si Dul suka mendengarkan kicauan burung beo milik Mbah Karyo yang sepertinya bisa bicara seperti manusia. “Nul … dengar kicauan burung beonya Mbah Karyo ga?”
Tinul: “Pasti dengarlah Dul … lha setiap pagi kalau pas jemur cucian burung beonya yang menyapa kok … sugeng enjeng … gitu”
Dul: “Pintar tenan ya Nul … bisa bicara seperti manusia.”
Tinul: “Burungnya itu bukan pintar omong Dul tapi pintar mendengarkan … coba kalau dia tuli pasti ga bisa bunyi … sungeng enjeng.”
Dul: ” Iya … ya Nul … bukan karena bicara dia pintar tapi karena dia mendengarkan maka jadi pintar.”
Tinul: “Lha iya Dul … lihat aja anak-anak itu … kepandaiannya itu berkembang dengan baik justru dari apa yang anak-anak dengar … dia bisa menyebut bapak karena orang tuannya selalu mengatakan bapak kepadanya.”
Dul: “Jadi kalau pingin bisa omong banyak harus mendengarkan ya Nul … kalau hanya melihat ga bisa ya.”
Tinul: “Ya ga bisa Dul … lha itu orang bisu tuli … dia bisa melihat tapi kan ga bisa berkata-kata … karena biasanya kalau orang yang tuli pasti dia juga bisu, karena orang bisa berbicara belajar dari mendengarkan dulu. Maka orang yang tidak mampu berkata-kata dengan baik ada kemungkinan dia tidak mampu mendengarkan hal-hal yang baik atau karena kedekilan hati mereka.”
Dul: “Apalagi kalau sumber ketidakbaikkannya dari dari hatinya sendiri … ga usah mendengarkan bisa mengeluarkan kata-kata yang ga baik ya Nul.”
Tinul: “Kayaknya seperti itu Dul.”
Dul: “Kalau burungnya yang memelihara Mbah Prenjak pasti beonya juga suka gosip … hhhhh.”
Tinul: “Huzzzz … ngawur kuwi … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 19 Januari 2018, Romo Andita)