Cerpen Renungan: Pengampunan dan Kebahagiaan
[Parokiminomartani] – Gombloh merasa lega karena kesalahpahaman yang dialami dapat selesaikan dengan baik, maka pagi ini kelihatan bahagia. Sambil menikmati kopi tubruk Gombloh sesekali bernyanyi, ketika Si Dul lewat di depannya Gombloh langsung berkata, ” Dul…hidup kalau bisa seperti ini terus waaaah…enak aja menjalaninya….entheng rasanya…”.
Dul :” hhhhh…kalau begitu terus ya malah pendek uripe Mbloh…”.
Gombloh :” weeeh…lha kok pendek umure ki…piye Dul…”.
Dul :” lha coba ingat-ingat orang yang happy dan kehidupannya baik itu lebih banyak pada cepat mati lho Mbloh…kan kita sering dengan orang mengatakan eman-eman orang baik kok cepat meninggal….lha sing uripe jahat dan ga happy itu kebanyakan pada panjang usia tho…sebaliknya orang mengatakan orang jahat seperti ini kok ga mati-mati…hhhhh”.
Gombloh Dul :Hhhhh… itu beda ya Dul…itu ungkapan orang sakit hati…”.
Dul :” lha kamu itu kenapa kok pagi-pagi sudah nganeh-nganehi seperti ini…”.
Gombloh :” masak kamu ga suka kalau aku happy seperti ini…”.
Dul :” lho ya seneng aja Mbloh….hanya sebabnya kenapa kok bisa seperti ini….”.
Gombloh :” hhhhhh….sepele sih…karena kesalahpahaman pada pertemuan minggu kemarin itu sudah selesai…rasane lego..”.
Dul :” wooooo…alah…tak kira kena opo Mbloh…Mbloh…kita itu emang akan sungguh merasakan kedamian yang menentramkan hati bukan karena kekuasaan dan kekayaan melainkan karena kehadiran KasihNYA dalam pengampunan yang kita terima satu sama lain…”
Gombloh :” kuncinya mengampuni ya Dul..”
Dul :” lha iya Mbloh…apalagi yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari yang membuat kita bahagia kalau bukan pengampunan…”.
Gombloh :” berarti pagi ini aku diampuni ya kalau ga beri uang belanja…”.
Dul :” woooo jelas diampuni Mbloh….aku itu selalu kok mengampuni…paling-paling nanti siang kita ga makan gitu aja….lha ora ono uang belanja kok…”.
Gombloh :” ngampuni neng karo ngancam…wis iki nyoh uang belanjane…”.
Dul :” nah gitu nyata pengampunannya…hhhhhh….mantap Mbloh…”
Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 15 Agustus 2019, Romo Andita)