Cerpen Renungan: Pengampunan dan Rasa Budi yang Positif
[Parokiminomartani] – Gombloh sibuk mengumpulkan buku-buku ajaran agama yang sudah lama disimpan, semua buku yang sudah ketemu dimasukkan dalam kardus sampai penuh. Karena masih banyak buku yang pelum dimasukkan dalam dus, Gombloh masih mencari dus lain di gudang samping dapur. Si Dul yang melihat Gombloh masuk gudang langsung bertanya, ” kamu cari apa Mbloh …kok keluar masuk gudang …sudah ketemu belum”.
Gombloh :” mau cari kardus Dul… lihat ga ya “.
Dul sambil menunjukkan kardus kecil tempat kue-kue ” itu di almari masih banyak Mbloh malah belum dipakai…”.
Gombloh :” bukan kardus kue seperti itu Dul…ini kardus besar untuk taruh buku-buku bukan untuk kue..”.
Dul :” hhhhhh… lha kamu kan bilangnya kardus…itu juga kardus…bilang kalau cari kardus besar untuk wadang buku-buku gitu”.
Gombloh :” wiiiiis… ora usah diskusi… kamu tahu kardus besar “.
Dul sambil jalan mengambil satu dari tumpukan kardus yang sudah dilipat :” tahu lah Mbloh… kamu ga akan salah kalau tanya aku itu… ini kardus besar… cuma emang sudah dilipat biar nyimpannya rapi “.
Gombloh :” ooooo….alah…ya pantas tidak kelihatan…lha dilipat gini…”.
Dul :” emang mau nyimpan apa je Mbloh”.
Gombloh :” mau untuk tempat buku-buku yang mau aku berikan di rumah belajar pojok kampung itu lho …biar mereka semakin beriman dan bertaqwa…”.
Dul :” ooooo… itu buku-buku agama ya Mbloh… apek dari pada tidak pernah kamu baca…. beli banyak-banyak hanya di simpan di almari…”.
Gombloh :” hhhhhh… pikirku ya biar semakin bertambah pengetahuan imanku dan semakin banyak perbendaharaan doa-doa yang bisa aku ucapkan je Dul..”
Dul :” terus ben ngopo nak wis ngerti banyak dan banyak hafal doa-doa”.
Gombloh :” ya biar dekat dengan GUSTI lah Dul”.
Dul :” ooooo… alah… kelihatannya kamu itu pinter ning jebulnya rodhok ora dong… Mbloh aku beritahu ya…kedekatan kita dengan GUSTI bukan tampak pada pengetahuan kita tentang iman, bukan pula tentang ketekunan kita berdoa, juga bukan karena kita hafal doa-doa yang diajarkan tetapi terletak pada kemampuan kita memberikan pengampunan dan selalu mempunyai rasa serta budi yang positif… ngono kuwi”.
Gombloh :” sing penting amal kasih ya Dul…”
Dul :” lha iya itu sing penting banget… contohnya sekarang… kalau kamu mau beramal kasih… mbok sekali-kali di belikan sarapan bubur ayam Mbloh….pslengen je “.
Gombloh :” tuku dewe ya… ini uangnya sekalian aku dan Tinul “.
Dul :” siap 86″
Met pagi… semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 15 Maret 2019, Romo Andita)