Cerpen Renungan: Tanggungjawab yang Tulus
[Parokiminomartani.com] – Bagi si Dul bangun pagi kemudian membereskan halaman depan dan samping rumah sudah menjadi rutinitas yang dilakukan. Hanya karena bangun agak kesiangan dikit maka si Dul lamgsung beranjak dari rempat tidur seperti orang yang kebakaran, tanpa lihat kanan kiri langsung melompat dan berlari menuju halaman samping rumah.
Sampai halaman samping runah si Dul hanya bengong karena ternyata halaman sudah rapi bersih. Lalu si Dul berjalan ke halaman depan rumah di situ dia melihat Gombloh yang masih menyapu halamam “Waaaah makasih banyak Mbloh … sory juga kesiangan ke aku bangunnya,” ucap si Dul.
Gombloh: “Santai aja Dul … kan ada saatnya kamu istirahat dan bangun agak siang dikit.”
Dul: “Hhhhhhhh … sebenarnya ga masalah sih Mbloh nyapunya agak siang hanya ga enak aja kalau ada orang lewat kok halamannya masih berantakan.”
Gombloh: “Dipikir kita ini penghuni yang malas bersih-bersih ya Dul.”
Dul: “Hhhhhhh … iyo Mbloh … rasanya seperti bersalah je kalau tidak mbersihkan itu … dan siapa lagi kalau bukan kita yang mbersihkan Mbloh.”
Gombloh: “Tanggungjawab juga ya Dul.”
Dul: “Nah itu yang ga mudah Mbloh … karena tanggungjawab … kalau ga ada yang menanggung dan menjawab kan ga bersih halamannya Mbloh.”
Gombloh: “Kan aku sudah menanggung dan menjawab Dul … yakin aja Dul meski ada tanggungjawab tetapi harus berani percaya kalau akan ada orang lain yang akan menyelesaikan tanggungjawab kita. Ketika kita tulus melaksanakan tanggungjawab kita pasti GUSTI akan mengulurkan tangan-NYA unuk menolong kita, jadi ya tulus aja Dul.”
Dul: “Jadi kamu membantu ini tulus juga ya Mbloh.”
Gombloh: “Waaaah dari lubuk hati yang dalam tulus ikhlas Dul.”
Dul: “Wah makasih banyak …. jadi silahkan melanjutkan ya bersih-bersihnya … aku tak menikmati kopi dulu.”
Gombloh: “Ooooooo … tak kira arep nganti nyapu je.”
Dul: “Kalau tulus itu harus tuntas Mbloh … hhhhh …. Met sore … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 24 Agustus 2018, Romo Andita)