Cerpen Renungan: Terbentur Persoalan
[Parokiminomartani] – Gombloh sedang menikmati sarapan tapi sambil ngomel-ngomel sendiri. ” kalau tahu jadi seperti ini lebih baik tidak usah aku beritahu, wis biar saja menanggung sendiri akibatnya….”.
Dul yang kebetulan lewat mendengar sebagaian yang dikatakan oleh Gombloh langsung berhenti: “weeeeh kamu itu marah sama siapa Mbloh… ga enak masakannya…. atau masih kurang pagi siapnya …aku sama Tinul sudah berusaha pagi-pagi menyiapkan semuanya lho..”.
Gombloh :” ora ya… ora ono kaitane karo sarapan yo “.
Dul makin penasaran :” lha soal opo kok aku krungu sampai… tahu sendiri akibatnya… akibat opo je Mbloh..”.
Gombloh :” dowo ceritane Dul…”
Dul sambil senyum :” hhhhh…ya diceritakke pendek wae tho Mbloh…”
Gombloh :” iki bab mas Jarko kae lho… opo-opo kudhu ngenteni kebentur dulu baru percaya njuk bertindak …lha kan selalu terlambat terus tho dia itu..”
Dul :” hhhhhh…jenenge wae mas Jarko… isone mung komentar… lha mesti wae wis telat Mbloh … lha kalau ga terlambat namanya bukan komentar Mbloh.”
Gombloh :” lha mbok ya sekali-kali itu percaya…. kan buat orang lain itu enak kerjanya gitu lho…”.
Dul :” ya itulah manusia Mbloh… selama dia itu masih mampu tidak pernah akan mengakui akan kemampuan orang lain…. lha mengakui kemampuan orang lain itu harus punya kerendahan hati je Mbloh..”.
Gombloh :” nah itu yang tidak dipunyai oleh mas Jarko…. kerendahan hati…”.
Dul :” punya ya Mbloh… hanya belum menjadi nyata… masih disimpan dalam lubuk hatinya yang paling dalam….”.
Gombloh :” nunggu sampai kebentur-bentur baru muncul dari dalam gitu….”.
Dul :” sepertinya gitu Mbloh … wis nikmati sarapanne wae… nanti jadi ga enak sarapannya…”.
Gombloh :” iya je… bikin ga berselera…”
Dul sambil tersenyum :” hhhhhhh… ga selera tapi tetap masuk mulut ya Mbloh…”.
Gombloh :” iya…hhhhh”
Mmet pagi…. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 29 September 2019, Romo Andita)